
Ini apa to?
arca ini indah, bahkan terasa unik saat guide di depanku bersemangat bercerita tentang arca-arca ini
Ini apa to?
kerut keningku kembang kempis heran dan heran
anggukan kepalaku meng-iya-kan cerita bapak guide
Ini apa to?
Mamaku berdiri di depan arca, mama hening, bibirnya komat kamit serasa memanjatkan doa
Khusyuk. Senyum terbaik mama lontarkan padaku
Adek mau juga? tanya mamaku
Aku memutuskan untuk tidak sembahyang, kakak perempuanku juga memilih tidak
Ini apa to?
Mengapa candi ini sangat dipuja dan terkenal. Mama pun sengaja menyewa guide untuk menjelaskan pada kami.
Mama meminta kakak perempuanku untuk memotret arca-arca yang mama anggap penting.
Hari ini aku banyak belajar dari apa yang tidak kutahu, aku belajar legenda, dan kepercayaan. Aku masih bingung, dan bingung, namun mama berupaya menjelaskan padaku dan seolah-olah memintaku untuk bersabar memahami.
Ya! aku tahu, banyak hal yang belum ku ketahui, aku harus menahan bosan untuk memahami ini satu per satu. Fyuh! tidak selamanya menjadi anak-anak itu enak ya, dan tidak selamanya pula aku menjadi anak-anak. Manusia selalu berkembang otak-cara berpikirnya, untuk itulah dibutuhkan ilmu pengetahuan :)
Mamaku hebat, aku pun juga hebat, karena aku dan mamaku saling terbuka dan menyadari penting pengetahuan. Perkara digunakan atau tidak, itu urusan nanti. Yang penting memulai menerima pelajaran/ hal baru agar aku bisa cerita pada orang tentang kisah ini. Rara Jonggrang :) Terima kasih mama untuk hari ini***
mencoba mengkonstruksikan pikiran seorang anak, Sekolah Dasar, yang kutemui saat menikmati keindahan Candi Prambanan :) semoga bermanfaat konstruksinya untuk kita yang sudah bisa dibilang dewasa agar mengerti keinginan dan dunia fantasi anak-anak :)
****
Cerita tentang kisah Rara Jonggrang - Bandung Bandawasa, legenda ini populer di masyarkat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Legenda ini mengisahkan jalinan cinta pangeran Ksatria Bandung Bandawasa, pangeran dari kerajaan Pengging, dan tipu muslihat putri Jonggrang, kerajaan Baka.
Prabu Baka berhasrat memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging. Setelah persiapan matang, Prabu Baka beserta balatentaranya menyerbu kerajaan Pengging. Pertempuran hebat meletus di kerajaan Pengging antara tentara kerajaan Baka dan tentara kerajaan Pengging. Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Akibat pertempuran ini rakyat Pengging menderita kelaparan, kehilangan harta benda, banyak diantara mereka yang tewas. Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupolo mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Baka.
Ketika Patih Gupolo tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Rara Jongrang. Mendengar kabar duka ini sang putri bersedih dan meratapi kematian ayahandanya. Setelah kerajaan Baka jatuh ke tangan balatentara Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton (istana) Baka. Ketika pertama kali melihat Putri Rara Jonggrang, seketika Bandung Bondowoso terpikat, terpesona kecantikan sang putri yang luar biasa. Saat itu juga Bandung Bondowoso jatuh cinta dan melamar Rara Jonggrang untuk menjadi istrinya.
Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, tentu saja karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa agar sang putri bersedia dipersunting. Akhirnya Rara Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung Bondowoso, tetapi sebelumnya ia mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan.
Syarat pertama adalah ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda, syarat kedua adalah sang putri minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya. Meskipun syarat-syarat itu teramat berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung Bondowoso menyanggupinya.
Segera dengan kesaktiannya sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda. Setelah sumur selesai, dengan bangga sang Pangeran menunjukkan hasil karyanya. Putri Rara Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran dengan membujuknya untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, sang putri memerintahkan Patih Gupolo untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu, mengubur Bondowoso hidup-hidup. Akan tetapi Bandung Bondowoso yang sakti dan kuat gagah perkasa berhasil keluar dengan mendobrak timbunan batu itu. Sang pangeran sempat dibakar kemarahan akibat tipu daya sang putri, akan tetapi berkat kecantikan dan bujuk rayunya, sang putri berhasil memadamkan kemarahan sang pangeran.
Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran bersemadi dan memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari dalam bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia kemudian memerintahkan agar membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun dan Bandung Bondowoso telah gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara Jonggrang.
Ketika mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Maka sang putri pun berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.
Menurut kisah ini situs Keraton Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".
sumber: cerita ayah-wikipedia-