
Seseorang yang lebih berumur, sabar, dan arif, yang memahami kita sebagai orang muda penuh gelora, yang membantu kita memandang dunia sebagai tempat yang lebih indah, dan memberi tahu kita cara terbaik mengarunginya.
Terkadang kita kehilangan kontak dengan sang guru dengan berjalannya waktu, banyaknya kesibukkan, dan semakin dinginnya hubungan sesama manusia. Tidakkah kita ingin bertemu dengannya lagi? Mengikuti "kuliah" meski tidak di dalam ruang kelas, hanya lewat email-notes-YM-Skype-Phone-bahkan kartu pos. Tidak berjam-jam, tidak bertemu, namun itulah kesempatan menatap dunia! Berbincang mengenai dunia-kasih sayang-kematian-keluarga-emosi ala roller coaster -ketakutan akan menjadi tua-uang-cinta yang tak padam-perkawinan-budaya-maaf-konflik-tentang hari yang paling baik-dan saling mengucapkan kata perpisahan- hingga itu "kuliah" selesai di dunia.
Akhirnya, terima kasih yang paling besar saya haturkan kepada Morrie, atas kesediaanya mengerjakan tesis akhir ini bersama-sama. Pernahkah Anda punya seorang guru seperti ini?
-ya! meski saya bukan bintang kelas, saya punya beberapa pembimbing hebat dalam pengetahuan dan pelajaran tentang makna hidup saya. Pertemuan dengan mereka adalah jendelaku melihat dunia!
**Dari buku Tuesday with Morrie, rekomendasi Redha, arsitek global dan hidupku! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar