24 Mei 2012

Menyapa dan Mengingat

Lama tenggelam dalam warna-warni. Mari bernyanyi terlebih dulu. Mengingat moment terbaik bersama orang-orang disekeliling kita. Sudahkah kalian juga menyapa dan berterima kasih pada merekah?? :) ** We were strangers starting out on a journey Never dreaming what we'd have to go through Now here we are and I'm suddenly standing At the beginning with you
** No one told me I was going to find you Unexpected what you did to my heart When I lost hope you were there to remind me This is the start
** And Life is a road and I wanna keep going Love is a river I wanna keep flowing Life is a road now and forever wonderful journey I'll be there when the world stops turning I'll be there when the storm is through In the end I wanna be standing At the beginning with you
** Knew there was somebody somewhere Like a light in the dark Now I know that dreams will live on I've been waiting so long Nothing's gonna tear us apart ** And Life is a road and I wanna keep going Love is a river I wanna keep flowing Life is a road now and forever wonderful journey I'll be there when the world stops turning I'll be there when the storm is through In the end I wanna be standing At the beginning with you
Selesai :) #foto itu: moment terbaik 2010-2012 #Lagu: Richard Marx and Donna, At The Beginning With You http://www.lyrics007.com/Richard%20Marx%20Lyrics/At%20The%20Beginning%20Lyrics.html

22 Nov 2011

Pasti Tuntas dengan Kualitas


Kelulusan
Isi rumah ini secara jama'ah lulus bersamaan. Yak! tertinggal saya dam kedua adik kos saya sebagai 'Mahasiswa Tingkat Akhir'.
Bukan untuk galau. Hanya untuk sekedar mengisi jeda sebelum kembali menulis Tugas Akhir a.k.a TA.
Saya teringat beberapa celoteh kakak-kakak kelas saat kami dahulu menyelesaikan Skrispi. Kami mengganggap skripsi itu master piece yang harus dikerjakan secara totalitas dan penuh semangat. Tidak puas dengan cara studi literatur, saya memutuskan untuk studi lapangan di Jakarta dan melakukan kros cek hasil di Kulon Progo, Pacitan, dan Nganjuk. Menuliskan data, mengantri bimbingan tanpa janjian sms dan penuh doa. Sidang pendadaran pun tiba. Selamat. 3 tahun 2 bulan. TUNTAS!

Itu dulu. Sejarah hidup saya mengenai tugas akhir.
Dulu saya bisa heran mengapa teman-teman enggan mengerjalan tugas akhir, apakah tidak sayang uangnya?

Sekarang?
Waaah saya jadi mengerti mengapa memang tidak mudah mengerjakan itu semua. Tugas akhir membutuhkan TOTALITAS.
Faktanya, satu tahun saya hengkang dari per-Tugas Akhiran. Diberi nikmat melihat dunia oleh Allah. Maha Baik memang, sungguh. Dan tidak seharusnya saya buntu mengerjakan ini semua. Data sudah saya ambil di Jepang. Tinggal menuliskannya. Sungguh, tidak mudah. Ada saja gangguan A B C D untuk memecah fokus, namun itu menjadi prioritas mengalahkan TA. Tidak untuk berputus asa. Dari kebuntuan ini membuat saya dapat merasakan bagaimana perasaan teman-teman saya bila dulu datang untuk meminta bantuan merunut TA-nya bersama. Ya! Saya sungguh harus berterima kasih pada Tuhan. Ada kalanya roda itu berputar. Kejayaan di masa sejarah tidak akan langgeng, namun itu akan menjadi batu penanda bahwa pernah bisa!

Menyelesaikan satu proses sama halnya dengan bagaimana Garuda Muda berlaga di Gelora Bung Karno dalam final Sea Games 2011. Tendangan - tendangan nyaris masuk ke dalam gawang lawan, bola masuk masuk namun digagalkan dengan off side hingga ditutup dengan adu pinalti. Kemenangan yang tidak mutlak bagi Malaysia. Tetaplah Malaysia pemenangnya, Garuda Muda berjuang tuntas.

So, yuk rangkul sahabat bukan untuk disudutkan.
Namun tanyakanlah, mengapa belum menuntaskan? Apakah berkualitas mengisi waktu sehingga TA belum menjadi prioritas? Jika memang mereka anggap iya, tidak ada salahnya menjadi mahasiswa tingkat akhir yang lulus paling akhir. Jadilah pendukung setia yang menantikan perjuangannya hingga tuntas. Pasti tuntas!

Luluslah tepat pada waktunya. Waktu tepat pun berbeda pastinya. Masuk bersama belum pasti tuntas bersama. Satu yang pasti, pasti tuntas setiap orangnya!
Jikalau dulu dimasa skripsi saya butuh 3 tahun 2 bulan. Kini saya harus molor hingga satu semester dari jadwal. Eits, satu semester mendapat nikmat pendidikan dan pengalaman tiada mungkin terulang jadi mengapa tidak? Rugi bila menyesali perjalanan yang tidak biasa. Lulus akhir bukan kerugian segalanya namun soal pilihan. Selamat!

Ini akan menjadikan bekal untuk saya saat menjadi orang tua yang berpikir terbuka kelak. Saya akan sampaikan,
"Oooh anak saya memang suka jalan-jalan dulu. Maklum Eyang, Pakdhe, Budhe, Om, dan Tantenya bawel jadi anak saya pingin tahu bukti hidup itu ajab seperti apa. Kan mumpung anak muda". Bukan masalah besar menjadi mahasiswa tingkat akhir yang kalah cepat lulus dibanding tetangga kanan kirinya. Asal ada kualitas dibaliknya. Semoga.

Dedicated to:
Semua HIers UGM 2005 dan yang sedang berjuang menuntutaskan. Masih ada waktu setahun, akhir 2012. Tenanglah. Saya pun jua, SAMA!

Saran bacaan: http://msugiono.staff.ugm.ac.id/tips/seniskripsi.php

Foto itu: Jepretan saat di desa Kebon, Batik Kebon Indah.

16 Nov 2011

Pupuk Khusus Usia Tengah

"Ah gpp trombosit turun asal bukan imannya yang turun" katanya

Tertohok. Begitu teramat santai saat seorang sahabat menasehatiku. Dilihat secara usia iya sudah pasti lebih senior dibanding saya. Point yang ingin saya sampaikan adalah pasang surut manusia sebagai umatNya.

"Ak sedang gak percaya..." Ujar saya
"Gw juga... Gw lagi gak percaya juga" jujurnya

Terdiam sejenak sambil memandangi perumahan di sepanjang Kebayoran Baru.
Bukan bermaksud kurang bersyukur, tapi kami sore itu sedang sama-sama sedang kurang bisa memaknai arti bersyukur. Untuknya, bekerja di perusahaan market leader jasa komunikasi sudah lebih dari cukup. Namun dirinya membutuhkan passion.

Sama. Pertemuan kami bertiga setelah 3 tahun berpisah menyatakan bahwa kami sudah ada di fase middle age. Yang mana saatnya untuk mantap lebih dan lebih dari langkah sebelumnya.

Ah, itu kan idealisme dan konstruksi manusia. Buktinya, kami bertiga masih dalam proses pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan kami akan cepat dengan syarat diimbangi dengan pasokan pupuk yang cukup.

Kekurangan pupuk. Pupuk yang notabene dapat menyuburkan sedang tidak lagi berfungsi dengan baik.

Pupuk. Berpasangka baik itulah pupuk kami.
Nanti nanti ada waktunya untuk memanen.


Bagaimana dapat memanen apabila tidak menanam apalagi memberinya pupuk serta menyiramnya? :)

Semoga kita semua terlindungi dan selamat dari penurunan iman :)

#ampuniku ya Allah yang sering melupakanmu, Afgan-

28 Okt 2011

Jepang: Mendadak seperti orang kaya



"Eh 1 yen 100 rupiah?" batin dalam hati
Eits, janganlah bersenang dulu melihat papan nilai tukar mata uang asing. Nilai Yen dibandingkan dengan nilai mata uang asing lainnya memang berjarak nampak lebih miring. Heum, selamat datang pada biaya hidup yang tinggi. So, berhentilah menghitung dengan rupiah apabila Anda berada di luar negeri, atau Anda akan sering menggerutu. Nikmatilah, ini namanya mendadak seperti orang kaya! :)

Sebagai seorang muslimah, pikiran saya disibukkan oleh ketersediaan makanan halal selama tinggal di Jepang nantinya. Beruntunglah, saya tinggal di Tokyo yang mana banyak tersedia fast food sebagai alternatif terakhir, burger ikan. Semi apartement yang disewakan oleh Japan Foundation sangat nyaman. Tidak jauh dari semacam toko yang menyediakan sayuran, buah, ikan, dan bunga segar. Beruntunglah, ada dapur mini sehingga saya dapat memasak ala kadarnya. Soal kenyamanan ruangan, saya rela merogoh 288 yen untuk bunga hias. Tidak murah. Setiap mereka yang singgah ke kamar saya pun memberikan komentar. Waah segar ya ruangannya. Prinsip saya, saya akan tinggal lama di kamar ini, mau tidak mau harus dibuat sangat nyaman.

Perjalanan program Japan Foundation ini sangat unik. Kami diharuskan tinggal bersama dalam satu hotel. 23 peserta dari Asia dan Pasifik menikmati Jepang bersama. Minggu pertama kami dibawa menuju Hiroshima dan Kyoto. Ini merupakan perjalanan official dari mereka sehingga kunjungan kami disambut oleh Walikota Kota Hiroshima. Banyak media hadir dan soft diplomacy pun dimulai. Selepas dari kantor Walikota, kami menuju Museum Perdamaian Memorial Bom Atom 1945. Kami dapat melihat ruang pamer berisi foto -foto kejadian Bom Atom, dan barang - barang sisa peristiwa tersebut. Beruntung, karena ini perjalanan protokoler, kami berkesempatan untuk bertemu saksi hidup saat bom atom nuklir terjadi. Untuk ini saya akan membahasnya khusus, insya allah.

Menutup senja di pinggir pelabuhan menuju pulau khusus, MIYAJIMA Island, kami menikmati pizza italia. Heum kebersamaan yang menyenangkan. Saya satu meja dengan koordinator program ini. Oh waow! orang Jepang sangat rapi dan efisien. Untuk mengatur dan memastikan semua lancar program, hanya membutuhkan satu orang saja dan seorang dari biro tur. Sungguh hebat. Saya membayangkan itu orang Indonesia, akan lebih dari seorang.

Sesampai di MIYAJIMA Island, kami menginap di hotel yang Japanese style berisi empat orang. Japanese style dengan yukata, alas tidur dibawah, pintu ala orang Jepang. Suka lihat Oshin tidak dulu? Ya semacam di film Oshin.

KYOTO

Tidak lagi naik Japan Airlines Domestik. Tapi, SHINKANSEN! waaaah... semua tak sabar menanti kereta peluru tersebut. Luar biasa, mantap keretanya! Lagi-lagi, kerapihan sudah diperhitungan oleh Japanese. Tiket dapat dibeli secara khusus di loket Shinkansen. Diatas peron, kami diwajibkan untuk berdiri tepat pada "tanda kuning di lantainya" yang menunjukkan nomer gerbong. TEPAT! gerbong saya nomer 13, kereta peluru ini pun berhenti ditanda 13. Luaaar biasa!

Sesampai di Kyoto, pemandu wisata memandu kami cara untuk mengakses bus di Kyoto. Memberi kami peta kyoto dan peta bus. Andai di Jakarta dan kota-kota lainnya semacam ini. Peta diberikan gratis kepada siapa saja, mudahlah urusan kita semua, dan utamanya pariwisata. Tiga hari tinggal di Kyoto sangat menyenangkan, terlebih musim panas. Hmmm, sungguh saya melihat feel kota Yogyakarta disini. Musim panas ada banyak masyarakat bersantai di tepi sungai. Biasanya para pasangan dari usia muda hingga kakek nenek. Saya melihat orkestra anak-anak yang sedang unjuk kebolehan di depan halaman Starbucks. Indah sekali. Malam kami habiskan untuk menikmati Kyoto dengan melihat-lihat keramaian pusat souvenir dan festival musim panas.

"Indonesia?? Indonesia??" tiba seorang lelaki menatap tajam pada saya.
Ups, sungguh kaget dan ketakutan. Saat itu hanya mengangguk saja. Saya heran dan mungkin blitz saya menarik perhatian dirinya. Waah.. wajah orang Indonesia familiar apaya?? hahahah

Di Kyoto kami bebas kemana saja, selain acara resmi mengunjungi Golden Tample, Kyoto Museum, dan Shrine utama (heum coba saya tengok note terlebih dahulu). Cerita khusus tentang Kyoto akan saya sampaikan tersendiri, insya allah.

Kembali ke Tokyo
Shinkansen membawa kami pulang ke Tokyo. Perjalanan menempuh 2.5 jam. Shinkansen berhenti di Nagoya. Dalam hati saya penasaran dengan Nagoya. Dosen pembimbing saya sedang berada di Nagoya saat itu. Saya lihat benar-benar papan informasi berjalan bertulis NAGOYA dan membantinnya dalam hati. Dan, alhamdulillah beasiswa program JICA datang untuk ke Nagoya :)

Ups, sudah sampai di Tokyo, saatnya masuk Universitas Sophia untuk kelas musim panas.

Sampai jumpa ya di cerita selanjutnya :)

1 Jul 2011

Kenali lebih dekat, Anak-Anak


Welcome July, may you bring your smile for us!
*HARI ANAK NASIONAL, 23 Juli*

Sebelum tidur malam, tak sengaja halaman membahas ASI dalam buku M. Quraish Shihab menjadi tema pengantar tidurku. Singkatnya, kedekatan Ibu - Anak sangat akan terbentuk saat menyusui. Setiap harum badan sang Ibu, jemari si kecil yang kadang bergerak-gerak sebagai pertanda ia merasa nyaman. Tempat ternyaman.

Tumbuh mengenal siapa anggota keluarganya, mengenal ini baik dan buruk, mengenal ini boleh dan tidak. Sangat konstruktivis sekali ya dunia ini. Lingkungan keluarga masih membawa aura baik bagi si anak hingga ia mulai bersosialisasi dengan tetangga, teman sekolah, dan teman-teman orang tuanya.

Tumbuh kembali mengenal ajaibnya dunia di setiap tempat yang ia temui. Belajar mengerti ini baik dan tidak, ini salah dan benar mulai tanpa bimbingan sepenuhnya dari orang tuanya. Belajar dan belajar menemukan.

Beruntunglah jika anak memiliki orang tua yang memberikan keleluasaan dan kepercayaan bahwa ia bisa memilih sendiri jalannya. Di lain pihak, akan tetap ada anak-anak yang berpendapat bahwa beruntunglah ia anak yang memperoleh bimbingan dan orang tuanya mampu memberikan sikap "melarang" atau "memperbolehkan" karena ia tidak akan merasa bingung untuk memantapkan pilihan.

Tidak ada yang salah dalam cara pola asuh yang diterapkan orang tua di keduanya. Artinya, orang tua sudah mengenal anaknya dengan baik. Orang tua sudah mengerti treatment apa yang harus diterapkan untuk menguatkan anaknya.

Bagitupula dengan anak, akan dibutuhkan pengertian dari anak untuk mengenal orang tuanya.
Meskipun sedikit memaksakan anak untuk mengenal orang dewasa, sedih.

Ya, dunia ini penuh manipulatif


Mari kenali segalanya lebih dekat, akan mengerti :)

Selamat menyambut Hari Anak Nasional, 23 Juli 2011. Berikan senyuman, pelukkan, hadiah kecil, suara manis kita pada Anak - Anak Indonesia :) #Bangunperadabanlebihbaik

foto itu: Jepretan Hiu, Redha.

16 Jun 2011

Something to hold


"Take care ya! I wanna enjoy with satu kantongku. Kabarin detail aku harus jemput di Airport. I'll give you the best airport huge"
"Bye, I'll let you know"



Sejak dulu saya tidak yakin kami bisa berkomunikasi dengan baik, tenggelam dalam kehidupan masing-masing dilengkapi dengan jarak nan terpisah. Bisa beruntung bila bertemu.

Manusia mana yang bisa hidup berjauhan dan ingin mengabaikan saat senang atau susah sedangkan kami memiliki naluri kemanusiaan. Nyatanya, kami harus menjalani itu untuk sementara waktu. Tidak mudah, sulit.

Bimbingan Tuhan.

Sengaja cuti setengah hari dan menemukan buku M. Quraish Dia Dimana-mana, Kekuatan Do'a Istri, Catatan Hati Seorang Istri, dan Rumah Tanpa Jendela. Oh waow "suaminya sedang tidak ada di rumah ya, mbak" tutur mbak Kasir. Balasan, cukup senyum.

Bukan suami yang sedang harus banyak dido'akan, bukan juga calon suami, bukan juga pacar. Lantas apa?
Saya pun tidak tahu bagaimana tepatnya mengucapkan saat berdoa, yang jelas saya yakin Tuhan mengerti dan mengetahui. Saya cuma ingin hati ini tenang.

Ada sosok lelaki yang saya panggil Bapak, Ayah, Eyang Kung yang selalu menguatkan. Lantas kenapa Bapak tetap menguatkan anaknya? Karena Bapak sangat menghargai pilihan anaknya. "Doaku untuk yang terbaik. Semoga lancar, dik"

Oh well, bulan depan saya meninggalkan Tanah Air, bersiap merantau di tengah summer season, Ramadhan, Idul Fitri, dan hal yang sedang tidak ingin saya lakukan sekarang adalah kuliah. Siap tidak siap harus dihadapi.

Tidak menganggap jarak nantinya akan menghambat toh sejak awal memang bukanlah cocok untuk persoalan komunikasi. Ada satu keyakinan, ini akan menjadi jalanNya untuk menguatkan apapun itu. Kun Fayakun!

Semoga ini menjadi Mihrab Cinta kami sebagai manusia dewasa pada Sang Khalik.
Mengerti bagaimana mencintaiNya sesungguhnya.

Semoga Ramadhan ini menjadi Muhasabah Cinta kami sebagai manusia dewasa pada keyakinan masing-masing.

Mustahil kecuali itu rasa yakin. Sudah menjadi ketetapan Allah untuk manusia agar memiliki yakin untuk bahagia dan terlindungi.

_ In this moment we just need something to hold, only a few minute_ # Do the best, right? - Omme


foto itu: dapur Uncle, sosis Maureen

12 Mei 2011

Muridku Harus Merangkak!


'Muridku bukan untuk dikasihani, namun dikuatkan agar siap hadapi dunia' my twitter

Bukan pagi biasa, berkaos merah dan menjajakan koran di lampu merah di bawah rel st. Tugu
Tumpukan koran ada di tangan mereka
"Hari ini libur, Buuuu bukan membolos" teriaknya
Woaw! rasanya wajahku masih tertutup dengan kain pelindung namun mereka bisa mengenali

Lampu merah kedua,
"Ngantor Bu Guru? Semangat ya orang aku juga semangat jualannya, mumpung masih pagi, rejeki biar endak ditotol ayam" ujarnya
Lagi-lagi hanya senyum yang harus kulempar bukan sinis tentunya

Ya, kerasnya jalan hidup yang mereka lalui bukan berarti mereka harus dikasihani.
Kuharap senyum yang kulempar dapat menguatkan mereka bahwa mereka pun bisa hadapi realita dunia ini.
Kuharap senyum yang kulempar dapat membantu mereka yakin bahwa pendidikan tetap menjadi cara memutus jalan hidup mereka kelak.


"Kalau pintar nanti jadi insinyur, bangun jalan dan memakai helm seperti pak Mandor ya, Bu. Nanti uangnya lebih banyak dari Bapak yang bisanya nyemen" harapnya

Harini ak menjadi rindu pada Ayah dan Ibu, hidup berkecukupan membuat diriku masih ada ditengah-tengah untuk bersiap menguatkan murid-muridku

Hitungan hari mendekati perpisahan dengan mereka, entah di kota mana pun, pasti kuyakin dapat membantu menguatkan anak - anak agar ia berani bermimpi, dan menghadapi ajaibnya dunia.

Kurindukan bocornya atap menemani murid kesayanganku, Febri, gadis mungil yang belajar mengenal dunia. "Bahasa Inggris bisa jadi uang, Bu nanti jadi guide di Malioboro atau Prambanan. Eh iya kan, Bu?"

Terima kasih Jokja,

foto itu: kegembiraan di sekolah darurat di pinggiran Ibu Kota
credit to: Daf - Ki - Kakak Cintya