17 Jun 2010

Kinar: Sabar tentang Abi



"Kotak makannya, Bi"
"Oh iya, terima kasih, Bund. Nanti jangan lupa, tidurkan Kinar ya, aku terlambat"
"Iya semoga, Bi. Itu keras kepala nurun dari Abinya.heheh"
"Ah bisa saja, untung senyumnya lebih banyak dari Bundanya"
"Hahah bilang saja aku bawel, hahahah"
"Sip, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam. Take care, Bi"

Ritual pamitan ala Abi sungguh menjadi energi tersendiri bagiku untuk mengawali hari. Abi Kinar memang luar biasa. Sungguh, harus penuh rasa syukur aku mengabdi pada Abi dan Kinar, mereka alasan aku tetap hidup dan menikmati hari. Terbesit rasa sedih namun tak ada yang banyak bisa kuperbuat, Abi sibuk sejak ia pindah kantor dan semakin gemilang karirnya. Bagaimana aku bisa menjelaskan pada Kinar tentang perubahan ini? aku pun harus bersabar juga untuk diriku yang sebenarnya rindu berkumpul bertiga. Ku yakinkan, ini sebuah proses pendewasaan kami bertiga agar lebih saling memahami makna kehadiran.

"Kinar hanya ingin bercerita kejadian di sekolah dan bercanda denganmu, Abi. Sempatkanlah sehari pulang lebih cepat dan ngeskrim bersamanya. Lelah akan hilang dengar celotehnya" batinku dalam Dhuha-ku pagi ini.

Anak-anak peka terhadap janji. Hati mereka pun menginginkan penepatan sebuah janji, termasuk janji untuk bermain bersama, bermain sepele bagi kita bahkan terpikir sayang waktu bila masuk daftar prioritas. Mereka menanti kehadiran selalu. Bagi orang dewasa, Kehadiran, terkadang kita menganggap biasa. Siapa sangka justru kehadiran kita itu yang paling dinanti oleh orang lain sekalipun mereka yang kita temui tiap hari. Pertemuan adalah kesempatan :) You will never now when someone u love can be realy happy just because a very simple thing...

foto itu:
Jepretan omboimoke dari U.K

15 Jun 2010

Kinar: Kakek Sapi


Tak banyak orang mengenal Kinar, gadis mungil dengan senyum cerdas penuh sejuta tanya tentang apa yang ia temui, maklum Kinar menjadi penduduk baru di kota kecil, Yogya.
"Bunda, aku pilih sekolah itu saja daripada ini" tuturnya
"Memang kenapa, Nar?"
"Karena di sekolah itu ada pelajaran bergoyang-goyang dan tidak di dalam kelas"
"ha?menari maksudmu?"
"Oh itu disebut menari to Bunda"
"Iya tapi itu nanti untuk kakak yang sudah kelas besar, Kinar belum bisa ikut"
"sapa yang mau ikut, aku hanya ingin melihat. Agar tidak repot, makanya Bunda masukkan Kinar ke sekolah itu saja tanpa harus membuang waktu" ujarnya meringis
Ada-ada saja polah dan tingkah si kecil ini. Sedikit mirip dengan anak perempuan yang ku bayangkan saat aku masih di bangku kuliah. Ya makanya ingin sekali kuberi nama Kinar, namanya yang membuat aura positif tertempel di wajahnya mampu terpancar untuk sekitar. Bagiku, bukan hal yang seharusnya berpikir nama anak padahal ia belum lahir. Untung banget yang lahir perempuan, coba bila laki-laki mungkin ku ganti dengan Kinaryo.

"Kinar mau kan sekolah di dekat rumah pak Amat saja"
"Iya apa saja, Bunda"
"Iya, nanti kau akan tetap punya teman yang baik di sana. Ajak mereka main ke sawah depan rumah kita"
"Memang mereka mau?
"Kenapa tidak?"
"Karena jauh rumah Kinar dari sekolah. Karena didepan sekolahnya banyak mobil"
"Ah iya memang kenapa kalau banyak mobil?"
"Pasti tidak seperti Kinarlah yang mau kotor-kotoran di sawah"
"Ah kau seperti memang sudah biasa di sawah saja"
"Iya Bunda, aku sangat suka bersama Kakek di sawah"
"Kakek Sapi sudah tak ada"
"Tapi cucu kakek sapi tetap ada kan?"
"Iya"

Aku tidak tahu apa yang sedang Kinar pikirkan hingga ia bisa membedakan antara si punya mobil yang akan enggan berkotoran ke sawah atau dirinya yang tak punya mobil tapi mau untuk kotor-kotoran. Entah, dapat kostruksi darimana gadis kecilku itu. Beberapa tahun lalu ia masih bisa menikmati damainya suasana desa bersama kakeknya. Ayahku memiliki 3 sapi, sedangkan mertuaku tidak. Untuk memudahkan mengingat kakek satu dan kakek lainnya, Kinar menambahkan kata Sapi. Cerdas! tak pernah ia kehilangan ide untuk menyelesaikan masalahnya, termasuk soal sapaan kakek.

Foto itu:
bunga depan gereja Blenduk Semarang
hunting bareng om tiok

10 Jun 2010

Passion!


Passion! Kata pertama dan yang selalu ku dengar saat berada di training Unilever Business Week
Passion! bukan sekedar kata, tapi kata ini penuh greget-penuh hasrat-dan bisa menumbuhkan kebetahan dalam bekerja dan mencapai target
Passion! kata dahsyat yang membuatku bersemangat untuk melangkah
Passion! untuk tinggal di Jogja

Bagaimana bila Passion itu pudar?
Cerita sana kemari, mencari sana kemari, rasanya Passion akan tumbuh kembali bila dari dalam diri sendiri. Berdoa solusinya :)

Passion! sediiiiih rasanya bila kita telah memiliki Passion, namun orang lain, atau sekitar tidak memiliki Passion yang sama
Passion! sediiiiih rasanya bila kita sudah siap belajar / bekerja namun tidak didukung dengan Passion yang sama
Passion! sediiiiih rasanya bila kita sudah punya Passion namun tidak juga ia punya Obsession!

Passion dan Obsession!

Dua hal yang tak bisa terpisahkan, sama halnya Rachmat Natadingrat dan Tata.
Tata penuh Passion untuk memiliki momongan, namun betapa sedihnya Tata saat Passionnya tidak didukung dengan Rachmat Tidak ada Obsession dalam hubungan interpersonal mereka

Jalan Allah, karena mereka tetap digariskan untuk mengawali komitmen mereka dengan adanya rasa saling membutukan kehadiran dan tidak bisa hidup tanpa satu sama lain, can't live without

Rasa inilah yang membuat mereka kembali memiliki Passion yang sempat pudar untuk tetap menjaga Obsession mereka.

**rasa sediiih bukan hal yang buruk atau salah, justru disitulah kesempatan kita untuk merefleksikan diri atas Passion ini sudah ikhlas kah... Obsession inikah yang nyaman... Job/someone you can't live without inikah yang mampu mengisi hari-hari hingga tak hampa.. :)
***Allah, sabarkanlah dalam proses ini Allah :)

Foto itu: Ulang Tahun 1 th Akhtar, from Ibu Akhtar

5 Jun 2010

Jalan Allah: Ikhlas-Feeling-Yakin-Bersemangat-Ikhlas


when a person really desires something, all the universe conspires to help that person to realize his dream - the alchemist

Pastikan mimpi diawali dengan rasa ikhlas, ikhlas menjalani proses pencapaian mimpi, penuh liku.

Yes, saat memiliki mimpi yang kurasakan hanya ada dua, yakin dan bersemangat. Rasa yakin atau tidak itu biasanya bisa kita bedakan, mengapa itulah Allah berikan kita feeling. Feeling yang bisa merasakan ini klik atau tidak, ini nyaman atau tidak, ini yang selama ini kita cari atau tidak.

Yups, feeling membuatku yakin untuk terus memperjuangkan dan akan bilang "ini belum jalan Allah" saat tidak mendapatkannya. Bila feeling sudah kurasakan, maka aku akan punya keyakinan.

Yups, keyakinan membuatku bersemangat memperjuangkan, dengan alasan-alasan dalam feeling tadi (karena aku klik, karena aku nyaman, karena ini yang dicari). So, tidak heran bila "ada aja alam" membantumu, "ada aja dimudahkan", "ada aja pertemuan-pertemuan dengan kemudahan", "ada aja yang membantu", rasanya inilah yang dipahami Paulo Coelho dalam The Alchemist, buku yang direkomendasikan dari hiu kecilku, redha, seluruh alam akan membantumu. Yups, aku lebih menterjemahkan yang tadi ku sebut "ada aja"--"ada aja" itu sebagai jalan Allah. Jalan dimana memang itulah yang Allah bantu untuk semua umatNya yang bersungguh2 mencapai keyakinan mimpinya.

Tentunya, ada liku-ada percabangan yang membuat kita menentukan piliha-"ada aja godaannya", "ada aja cobaannya". Yups, ku menterjemahkan inilah cara Allah untuk menguji keyakinanku setiap kali melangkah. So, that's why we need DOA--doa yang merefleksikan bahwa aku umatNya yang kecil sehingga butuh BimbinganNya, butuh ridhoNya, butuh restuNya.

Dalam novel lainnya, A.Fuadi dengan mantra ajaibnya: Man Jadda Wajada--siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil
Arai, tokoh dalam Laskar Pelangi punya cara sendiri untuk tetap melihat dunia dengan optimis: Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.... yang lebih ku suka: Jangan dahului nasib, ini membuat kita mematahkan "pikiran-pikiran gak penting soal kegagalan" sehingga lebih pantas waktu kita untuk berusaha dan berusaha terlebih dahulu :) Dewi Lestari dalam Perahu Kertasnya lebih memperlihatkan kekuatan feeling dari Kugy dan Keenan yang memang sudah seharusnya layak diperjuangkan, jalan Allah membuka keyakinan mereka lewat Noni dan Eko, itu sudah Jalan Allah.

Yups, guru mengajiku selalu bilang, jodoh-rejeki sudah diatur olehNya. Yups, orang yang lebih tua selalu bilang, nek jodo-nek rejeki ndak kemana,nduk. Yups, semua ini membuat kita akan yakin dan bersemangat, serta akan lebih ikhlas bila tidak mencapainya, "kan belum jodo...kan belum rejeki..." nanti "kalo sudah jodo..sudah rejeki ndak kemana".

Ayok yakin dan bersemangat meraih mimpi, teman!
Sabar dan ikhlas selalu tentunya :)


Setahun mencari, Allah mendengar doaku, aku pulang ke Jogja.
Allah, aku yakin bisa selalu tinggal di Jogja hingga menjadi Bunda. amien.

**dedicated special for my younger classmates who will enter their New World (baca: cari kerja), and my classmates who will enter their new life (baca: mencari jodoh) heheh :)

foto itu:
kartu pos dari sahabatku, Annisa, yang dulu melukis mimpinya ke Eropa, dan mantra man jadda wajada berhasil membawanya :)