15 Jun 2010

Kinar: Kakek Sapi


Tak banyak orang mengenal Kinar, gadis mungil dengan senyum cerdas penuh sejuta tanya tentang apa yang ia temui, maklum Kinar menjadi penduduk baru di kota kecil, Yogya.
"Bunda, aku pilih sekolah itu saja daripada ini" tuturnya
"Memang kenapa, Nar?"
"Karena di sekolah itu ada pelajaran bergoyang-goyang dan tidak di dalam kelas"
"ha?menari maksudmu?"
"Oh itu disebut menari to Bunda"
"Iya tapi itu nanti untuk kakak yang sudah kelas besar, Kinar belum bisa ikut"
"sapa yang mau ikut, aku hanya ingin melihat. Agar tidak repot, makanya Bunda masukkan Kinar ke sekolah itu saja tanpa harus membuang waktu" ujarnya meringis
Ada-ada saja polah dan tingkah si kecil ini. Sedikit mirip dengan anak perempuan yang ku bayangkan saat aku masih di bangku kuliah. Ya makanya ingin sekali kuberi nama Kinar, namanya yang membuat aura positif tertempel di wajahnya mampu terpancar untuk sekitar. Bagiku, bukan hal yang seharusnya berpikir nama anak padahal ia belum lahir. Untung banget yang lahir perempuan, coba bila laki-laki mungkin ku ganti dengan Kinaryo.

"Kinar mau kan sekolah di dekat rumah pak Amat saja"
"Iya apa saja, Bunda"
"Iya, nanti kau akan tetap punya teman yang baik di sana. Ajak mereka main ke sawah depan rumah kita"
"Memang mereka mau?
"Kenapa tidak?"
"Karena jauh rumah Kinar dari sekolah. Karena didepan sekolahnya banyak mobil"
"Ah iya memang kenapa kalau banyak mobil?"
"Pasti tidak seperti Kinarlah yang mau kotor-kotoran di sawah"
"Ah kau seperti memang sudah biasa di sawah saja"
"Iya Bunda, aku sangat suka bersama Kakek di sawah"
"Kakek Sapi sudah tak ada"
"Tapi cucu kakek sapi tetap ada kan?"
"Iya"

Aku tidak tahu apa yang sedang Kinar pikirkan hingga ia bisa membedakan antara si punya mobil yang akan enggan berkotoran ke sawah atau dirinya yang tak punya mobil tapi mau untuk kotor-kotoran. Entah, dapat kostruksi darimana gadis kecilku itu. Beberapa tahun lalu ia masih bisa menikmati damainya suasana desa bersama kakeknya. Ayahku memiliki 3 sapi, sedangkan mertuaku tidak. Untuk memudahkan mengingat kakek satu dan kakek lainnya, Kinar menambahkan kata Sapi. Cerdas! tak pernah ia kehilangan ide untuk menyelesaikan masalahnya, termasuk soal sapaan kakek.

Foto itu:
bunga depan gereja Blenduk Semarang
hunting bareng om tiok

1 komentar:

  1. Cerdas!
    Dunia Kinar dibuat sengaja untuk membuat kita (orang dewasa) lebih peka terhadap apa yang dirasa oleh anak-anak. Sangat sering kita menganggap remeh dunia mereka lantaran kita sibuk dengan dunia kita (dunia orang dewasa).

    Dunia Kinar semoga semakin berkibar :)

    BalasHapus