22 Nov 2011

Pasti Tuntas dengan Kualitas


Kelulusan
Isi rumah ini secara jama'ah lulus bersamaan. Yak! tertinggal saya dam kedua adik kos saya sebagai 'Mahasiswa Tingkat Akhir'.
Bukan untuk galau. Hanya untuk sekedar mengisi jeda sebelum kembali menulis Tugas Akhir a.k.a TA.
Saya teringat beberapa celoteh kakak-kakak kelas saat kami dahulu menyelesaikan Skrispi. Kami mengganggap skripsi itu master piece yang harus dikerjakan secara totalitas dan penuh semangat. Tidak puas dengan cara studi literatur, saya memutuskan untuk studi lapangan di Jakarta dan melakukan kros cek hasil di Kulon Progo, Pacitan, dan Nganjuk. Menuliskan data, mengantri bimbingan tanpa janjian sms dan penuh doa. Sidang pendadaran pun tiba. Selamat. 3 tahun 2 bulan. TUNTAS!

Itu dulu. Sejarah hidup saya mengenai tugas akhir.
Dulu saya bisa heran mengapa teman-teman enggan mengerjalan tugas akhir, apakah tidak sayang uangnya?

Sekarang?
Waaah saya jadi mengerti mengapa memang tidak mudah mengerjakan itu semua. Tugas akhir membutuhkan TOTALITAS.
Faktanya, satu tahun saya hengkang dari per-Tugas Akhiran. Diberi nikmat melihat dunia oleh Allah. Maha Baik memang, sungguh. Dan tidak seharusnya saya buntu mengerjakan ini semua. Data sudah saya ambil di Jepang. Tinggal menuliskannya. Sungguh, tidak mudah. Ada saja gangguan A B C D untuk memecah fokus, namun itu menjadi prioritas mengalahkan TA. Tidak untuk berputus asa. Dari kebuntuan ini membuat saya dapat merasakan bagaimana perasaan teman-teman saya bila dulu datang untuk meminta bantuan merunut TA-nya bersama. Ya! Saya sungguh harus berterima kasih pada Tuhan. Ada kalanya roda itu berputar. Kejayaan di masa sejarah tidak akan langgeng, namun itu akan menjadi batu penanda bahwa pernah bisa!

Menyelesaikan satu proses sama halnya dengan bagaimana Garuda Muda berlaga di Gelora Bung Karno dalam final Sea Games 2011. Tendangan - tendangan nyaris masuk ke dalam gawang lawan, bola masuk masuk namun digagalkan dengan off side hingga ditutup dengan adu pinalti. Kemenangan yang tidak mutlak bagi Malaysia. Tetaplah Malaysia pemenangnya, Garuda Muda berjuang tuntas.

So, yuk rangkul sahabat bukan untuk disudutkan.
Namun tanyakanlah, mengapa belum menuntaskan? Apakah berkualitas mengisi waktu sehingga TA belum menjadi prioritas? Jika memang mereka anggap iya, tidak ada salahnya menjadi mahasiswa tingkat akhir yang lulus paling akhir. Jadilah pendukung setia yang menantikan perjuangannya hingga tuntas. Pasti tuntas!

Luluslah tepat pada waktunya. Waktu tepat pun berbeda pastinya. Masuk bersama belum pasti tuntas bersama. Satu yang pasti, pasti tuntas setiap orangnya!
Jikalau dulu dimasa skripsi saya butuh 3 tahun 2 bulan. Kini saya harus molor hingga satu semester dari jadwal. Eits, satu semester mendapat nikmat pendidikan dan pengalaman tiada mungkin terulang jadi mengapa tidak? Rugi bila menyesali perjalanan yang tidak biasa. Lulus akhir bukan kerugian segalanya namun soal pilihan. Selamat!

Ini akan menjadikan bekal untuk saya saat menjadi orang tua yang berpikir terbuka kelak. Saya akan sampaikan,
"Oooh anak saya memang suka jalan-jalan dulu. Maklum Eyang, Pakdhe, Budhe, Om, dan Tantenya bawel jadi anak saya pingin tahu bukti hidup itu ajab seperti apa. Kan mumpung anak muda". Bukan masalah besar menjadi mahasiswa tingkat akhir yang kalah cepat lulus dibanding tetangga kanan kirinya. Asal ada kualitas dibaliknya. Semoga.

Dedicated to:
Semua HIers UGM 2005 dan yang sedang berjuang menuntutaskan. Masih ada waktu setahun, akhir 2012. Tenanglah. Saya pun jua, SAMA!

Saran bacaan: http://msugiono.staff.ugm.ac.id/tips/seniskripsi.php

Foto itu: Jepretan saat di desa Kebon, Batik Kebon Indah.

16 Nov 2011

Pupuk Khusus Usia Tengah

"Ah gpp trombosit turun asal bukan imannya yang turun" katanya

Tertohok. Begitu teramat santai saat seorang sahabat menasehatiku. Dilihat secara usia iya sudah pasti lebih senior dibanding saya. Point yang ingin saya sampaikan adalah pasang surut manusia sebagai umatNya.

"Ak sedang gak percaya..." Ujar saya
"Gw juga... Gw lagi gak percaya juga" jujurnya

Terdiam sejenak sambil memandangi perumahan di sepanjang Kebayoran Baru.
Bukan bermaksud kurang bersyukur, tapi kami sore itu sedang sama-sama sedang kurang bisa memaknai arti bersyukur. Untuknya, bekerja di perusahaan market leader jasa komunikasi sudah lebih dari cukup. Namun dirinya membutuhkan passion.

Sama. Pertemuan kami bertiga setelah 3 tahun berpisah menyatakan bahwa kami sudah ada di fase middle age. Yang mana saatnya untuk mantap lebih dan lebih dari langkah sebelumnya.

Ah, itu kan idealisme dan konstruksi manusia. Buktinya, kami bertiga masih dalam proses pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan kami akan cepat dengan syarat diimbangi dengan pasokan pupuk yang cukup.

Kekurangan pupuk. Pupuk yang notabene dapat menyuburkan sedang tidak lagi berfungsi dengan baik.

Pupuk. Berpasangka baik itulah pupuk kami.
Nanti nanti ada waktunya untuk memanen.


Bagaimana dapat memanen apabila tidak menanam apalagi memberinya pupuk serta menyiramnya? :)

Semoga kita semua terlindungi dan selamat dari penurunan iman :)

#ampuniku ya Allah yang sering melupakanmu, Afgan-

28 Okt 2011

Jepang: Mendadak seperti orang kaya



"Eh 1 yen 100 rupiah?" batin dalam hati
Eits, janganlah bersenang dulu melihat papan nilai tukar mata uang asing. Nilai Yen dibandingkan dengan nilai mata uang asing lainnya memang berjarak nampak lebih miring. Heum, selamat datang pada biaya hidup yang tinggi. So, berhentilah menghitung dengan rupiah apabila Anda berada di luar negeri, atau Anda akan sering menggerutu. Nikmatilah, ini namanya mendadak seperti orang kaya! :)

Sebagai seorang muslimah, pikiran saya disibukkan oleh ketersediaan makanan halal selama tinggal di Jepang nantinya. Beruntunglah, saya tinggal di Tokyo yang mana banyak tersedia fast food sebagai alternatif terakhir, burger ikan. Semi apartement yang disewakan oleh Japan Foundation sangat nyaman. Tidak jauh dari semacam toko yang menyediakan sayuran, buah, ikan, dan bunga segar. Beruntunglah, ada dapur mini sehingga saya dapat memasak ala kadarnya. Soal kenyamanan ruangan, saya rela merogoh 288 yen untuk bunga hias. Tidak murah. Setiap mereka yang singgah ke kamar saya pun memberikan komentar. Waah segar ya ruangannya. Prinsip saya, saya akan tinggal lama di kamar ini, mau tidak mau harus dibuat sangat nyaman.

Perjalanan program Japan Foundation ini sangat unik. Kami diharuskan tinggal bersama dalam satu hotel. 23 peserta dari Asia dan Pasifik menikmati Jepang bersama. Minggu pertama kami dibawa menuju Hiroshima dan Kyoto. Ini merupakan perjalanan official dari mereka sehingga kunjungan kami disambut oleh Walikota Kota Hiroshima. Banyak media hadir dan soft diplomacy pun dimulai. Selepas dari kantor Walikota, kami menuju Museum Perdamaian Memorial Bom Atom 1945. Kami dapat melihat ruang pamer berisi foto -foto kejadian Bom Atom, dan barang - barang sisa peristiwa tersebut. Beruntung, karena ini perjalanan protokoler, kami berkesempatan untuk bertemu saksi hidup saat bom atom nuklir terjadi. Untuk ini saya akan membahasnya khusus, insya allah.

Menutup senja di pinggir pelabuhan menuju pulau khusus, MIYAJIMA Island, kami menikmati pizza italia. Heum kebersamaan yang menyenangkan. Saya satu meja dengan koordinator program ini. Oh waow! orang Jepang sangat rapi dan efisien. Untuk mengatur dan memastikan semua lancar program, hanya membutuhkan satu orang saja dan seorang dari biro tur. Sungguh hebat. Saya membayangkan itu orang Indonesia, akan lebih dari seorang.

Sesampai di MIYAJIMA Island, kami menginap di hotel yang Japanese style berisi empat orang. Japanese style dengan yukata, alas tidur dibawah, pintu ala orang Jepang. Suka lihat Oshin tidak dulu? Ya semacam di film Oshin.

KYOTO

Tidak lagi naik Japan Airlines Domestik. Tapi, SHINKANSEN! waaaah... semua tak sabar menanti kereta peluru tersebut. Luar biasa, mantap keretanya! Lagi-lagi, kerapihan sudah diperhitungan oleh Japanese. Tiket dapat dibeli secara khusus di loket Shinkansen. Diatas peron, kami diwajibkan untuk berdiri tepat pada "tanda kuning di lantainya" yang menunjukkan nomer gerbong. TEPAT! gerbong saya nomer 13, kereta peluru ini pun berhenti ditanda 13. Luaaar biasa!

Sesampai di Kyoto, pemandu wisata memandu kami cara untuk mengakses bus di Kyoto. Memberi kami peta kyoto dan peta bus. Andai di Jakarta dan kota-kota lainnya semacam ini. Peta diberikan gratis kepada siapa saja, mudahlah urusan kita semua, dan utamanya pariwisata. Tiga hari tinggal di Kyoto sangat menyenangkan, terlebih musim panas. Hmmm, sungguh saya melihat feel kota Yogyakarta disini. Musim panas ada banyak masyarakat bersantai di tepi sungai. Biasanya para pasangan dari usia muda hingga kakek nenek. Saya melihat orkestra anak-anak yang sedang unjuk kebolehan di depan halaman Starbucks. Indah sekali. Malam kami habiskan untuk menikmati Kyoto dengan melihat-lihat keramaian pusat souvenir dan festival musim panas.

"Indonesia?? Indonesia??" tiba seorang lelaki menatap tajam pada saya.
Ups, sungguh kaget dan ketakutan. Saat itu hanya mengangguk saja. Saya heran dan mungkin blitz saya menarik perhatian dirinya. Waah.. wajah orang Indonesia familiar apaya?? hahahah

Di Kyoto kami bebas kemana saja, selain acara resmi mengunjungi Golden Tample, Kyoto Museum, dan Shrine utama (heum coba saya tengok note terlebih dahulu). Cerita khusus tentang Kyoto akan saya sampaikan tersendiri, insya allah.

Kembali ke Tokyo
Shinkansen membawa kami pulang ke Tokyo. Perjalanan menempuh 2.5 jam. Shinkansen berhenti di Nagoya. Dalam hati saya penasaran dengan Nagoya. Dosen pembimbing saya sedang berada di Nagoya saat itu. Saya lihat benar-benar papan informasi berjalan bertulis NAGOYA dan membantinnya dalam hati. Dan, alhamdulillah beasiswa program JICA datang untuk ke Nagoya :)

Ups, sudah sampai di Tokyo, saatnya masuk Universitas Sophia untuk kelas musim panas.

Sampai jumpa ya di cerita selanjutnya :)

1 Jul 2011

Kenali lebih dekat, Anak-Anak


Welcome July, may you bring your smile for us!
*HARI ANAK NASIONAL, 23 Juli*

Sebelum tidur malam, tak sengaja halaman membahas ASI dalam buku M. Quraish Shihab menjadi tema pengantar tidurku. Singkatnya, kedekatan Ibu - Anak sangat akan terbentuk saat menyusui. Setiap harum badan sang Ibu, jemari si kecil yang kadang bergerak-gerak sebagai pertanda ia merasa nyaman. Tempat ternyaman.

Tumbuh mengenal siapa anggota keluarganya, mengenal ini baik dan buruk, mengenal ini boleh dan tidak. Sangat konstruktivis sekali ya dunia ini. Lingkungan keluarga masih membawa aura baik bagi si anak hingga ia mulai bersosialisasi dengan tetangga, teman sekolah, dan teman-teman orang tuanya.

Tumbuh kembali mengenal ajaibnya dunia di setiap tempat yang ia temui. Belajar mengerti ini baik dan tidak, ini salah dan benar mulai tanpa bimbingan sepenuhnya dari orang tuanya. Belajar dan belajar menemukan.

Beruntunglah jika anak memiliki orang tua yang memberikan keleluasaan dan kepercayaan bahwa ia bisa memilih sendiri jalannya. Di lain pihak, akan tetap ada anak-anak yang berpendapat bahwa beruntunglah ia anak yang memperoleh bimbingan dan orang tuanya mampu memberikan sikap "melarang" atau "memperbolehkan" karena ia tidak akan merasa bingung untuk memantapkan pilihan.

Tidak ada yang salah dalam cara pola asuh yang diterapkan orang tua di keduanya. Artinya, orang tua sudah mengenal anaknya dengan baik. Orang tua sudah mengerti treatment apa yang harus diterapkan untuk menguatkan anaknya.

Bagitupula dengan anak, akan dibutuhkan pengertian dari anak untuk mengenal orang tuanya.
Meskipun sedikit memaksakan anak untuk mengenal orang dewasa, sedih.

Ya, dunia ini penuh manipulatif


Mari kenali segalanya lebih dekat, akan mengerti :)

Selamat menyambut Hari Anak Nasional, 23 Juli 2011. Berikan senyuman, pelukkan, hadiah kecil, suara manis kita pada Anak - Anak Indonesia :) #Bangunperadabanlebihbaik

foto itu: Jepretan Hiu, Redha.

16 Jun 2011

Something to hold


"Take care ya! I wanna enjoy with satu kantongku. Kabarin detail aku harus jemput di Airport. I'll give you the best airport huge"
"Bye, I'll let you know"



Sejak dulu saya tidak yakin kami bisa berkomunikasi dengan baik, tenggelam dalam kehidupan masing-masing dilengkapi dengan jarak nan terpisah. Bisa beruntung bila bertemu.

Manusia mana yang bisa hidup berjauhan dan ingin mengabaikan saat senang atau susah sedangkan kami memiliki naluri kemanusiaan. Nyatanya, kami harus menjalani itu untuk sementara waktu. Tidak mudah, sulit.

Bimbingan Tuhan.

Sengaja cuti setengah hari dan menemukan buku M. Quraish Dia Dimana-mana, Kekuatan Do'a Istri, Catatan Hati Seorang Istri, dan Rumah Tanpa Jendela. Oh waow "suaminya sedang tidak ada di rumah ya, mbak" tutur mbak Kasir. Balasan, cukup senyum.

Bukan suami yang sedang harus banyak dido'akan, bukan juga calon suami, bukan juga pacar. Lantas apa?
Saya pun tidak tahu bagaimana tepatnya mengucapkan saat berdoa, yang jelas saya yakin Tuhan mengerti dan mengetahui. Saya cuma ingin hati ini tenang.

Ada sosok lelaki yang saya panggil Bapak, Ayah, Eyang Kung yang selalu menguatkan. Lantas kenapa Bapak tetap menguatkan anaknya? Karena Bapak sangat menghargai pilihan anaknya. "Doaku untuk yang terbaik. Semoga lancar, dik"

Oh well, bulan depan saya meninggalkan Tanah Air, bersiap merantau di tengah summer season, Ramadhan, Idul Fitri, dan hal yang sedang tidak ingin saya lakukan sekarang adalah kuliah. Siap tidak siap harus dihadapi.

Tidak menganggap jarak nantinya akan menghambat toh sejak awal memang bukanlah cocok untuk persoalan komunikasi. Ada satu keyakinan, ini akan menjadi jalanNya untuk menguatkan apapun itu. Kun Fayakun!

Semoga ini menjadi Mihrab Cinta kami sebagai manusia dewasa pada Sang Khalik.
Mengerti bagaimana mencintaiNya sesungguhnya.

Semoga Ramadhan ini menjadi Muhasabah Cinta kami sebagai manusia dewasa pada keyakinan masing-masing.

Mustahil kecuali itu rasa yakin. Sudah menjadi ketetapan Allah untuk manusia agar memiliki yakin untuk bahagia dan terlindungi.

_ In this moment we just need something to hold, only a few minute_ # Do the best, right? - Omme


foto itu: dapur Uncle, sosis Maureen

12 Mei 2011

Muridku Harus Merangkak!


'Muridku bukan untuk dikasihani, namun dikuatkan agar siap hadapi dunia' my twitter

Bukan pagi biasa, berkaos merah dan menjajakan koran di lampu merah di bawah rel st. Tugu
Tumpukan koran ada di tangan mereka
"Hari ini libur, Buuuu bukan membolos" teriaknya
Woaw! rasanya wajahku masih tertutup dengan kain pelindung namun mereka bisa mengenali

Lampu merah kedua,
"Ngantor Bu Guru? Semangat ya orang aku juga semangat jualannya, mumpung masih pagi, rejeki biar endak ditotol ayam" ujarnya
Lagi-lagi hanya senyum yang harus kulempar bukan sinis tentunya

Ya, kerasnya jalan hidup yang mereka lalui bukan berarti mereka harus dikasihani.
Kuharap senyum yang kulempar dapat menguatkan mereka bahwa mereka pun bisa hadapi realita dunia ini.
Kuharap senyum yang kulempar dapat membantu mereka yakin bahwa pendidikan tetap menjadi cara memutus jalan hidup mereka kelak.


"Kalau pintar nanti jadi insinyur, bangun jalan dan memakai helm seperti pak Mandor ya, Bu. Nanti uangnya lebih banyak dari Bapak yang bisanya nyemen" harapnya

Harini ak menjadi rindu pada Ayah dan Ibu, hidup berkecukupan membuat diriku masih ada ditengah-tengah untuk bersiap menguatkan murid-muridku

Hitungan hari mendekati perpisahan dengan mereka, entah di kota mana pun, pasti kuyakin dapat membantu menguatkan anak - anak agar ia berani bermimpi, dan menghadapi ajaibnya dunia.

Kurindukan bocornya atap menemani murid kesayanganku, Febri, gadis mungil yang belajar mengenal dunia. "Bahasa Inggris bisa jadi uang, Bu nanti jadi guide di Malioboro atau Prambanan. Eh iya kan, Bu?"

Terima kasih Jokja,

foto itu: kegembiraan di sekolah darurat di pinggiran Ibu Kota
credit to: Daf - Ki - Kakak Cintya

Symphony: Just The Way of Communication


'cewek butuh 100 kata, cowok satu dua tiga kata cukup' - He said

Tidak perlu membangun pagar atau benteng yang tinggi untuk mengungkapkan batasan dari diri kita dengan orang lain, maksudnya mengkomunikasikan maksud dan keinginan kita kepada orang lain itu perlu bahkan penting.
Sebaliknya, membangun rumah tanpa pagar layaknya cluster di perumahan pun tetap memerlukan sepetak pos penjagaan untuk benteng pertahanan. Tamu tidak mudah untuk mengakses, perlu harus lapor satpam, dan mengetok pintu rumah yang dituju.

Ya, Just the way of communication
Bagaimana pandai-pandainya kita berinteraksi untuk mengungkapkan kemauan dan maksud kita
Membangun pagar yang tinggi sekalipun dapat kita masuki apabila kita cerdas untuk mengaksesnya
So, tidak ada yang tidak mungkin untuk berusaha mengenali.

Berinteraksi sosial, persahabatan, berpasangan, pernikahan bukan berarti menyatukan semuanya
Justru perbedaan-perbedaan muncul dengan beraneka ragaman


Ayah Bil, Uncle Im, Omme, Pakdhe Nang lebih senang straight to the point
Sebaliknya, saya, Bunda, Redha butuh bercerita kesana kian kemari
Well, tidak mudah

Saya tidak suka coklat batang atau apapun itu selain BengBeng, tapi Redha suka
Saya berpikir sekolah itu mahal, namun Omme berpikir tidak semua mahal
Saya tidak setuju anak-anak bekerja di jalanan, Pakdhe Nang berpikir daripada mereka hanya bermain2?
Saya tidak senang English full breakfast, Uncle Im senang
Saya senang orkestra, Uncle Im senang gamelan

Saya dan Bunda sangat senang belajar memasak, kami sama
Saya dan Redha senang berbagi cerita, kami sama
Saya dan Omme senang dengan mencoba hal baru dan energik, kami sama
Saya dan Ayah Bil senang memilih diam dan hanya mendengarkan musik bila kami berdua saja, kami sama
Saya dan Uncle Im senang memotret, kami sama
Saya dan Pakdhe Nang senang belajar menulis, kami sama

Ya, pertemuan - pertemuan, penyatuan dalam komitmen dalam interaksi sosial membutuhkan kepandaian dalam memahami orang lain
Menyebalkan? sungguh pasti menyebalkan bila tidak sama
Menyenangkan? sungguh pasti menyenangkan bila sama

Mengalirlah,
Bersabarlah,
Kenalilah selalu :)

Yuk! sampai usia senja, warnai dunia :)

'Inikah yang harus ku hadapi
Perbedaan tiada bertepi
Mengenali keinginanmu terhadap aku
Yang tak semuanya keinginanku' -
**cuma manusia, Krispatih


foto itu: Symphony Hall, Birmingham, U.K

7 Mei 2011

Insyallah Ada Jalannya


Insya Allah Insya Allah Insya Allah Ada jalannya... -Maher Zain

Tidak jarang keresahan melanda dalam perjalanan hidup ini
Resah datang disaat pikiran ini tidak mampu menjangkau apa yang akan terjadi nanti
Sempat ada kebingungan, keterputusasan,
bimbang apakah jalan ini yang terbaik,
Apakah ini patut dilakukan bahkan diperjuangkan?

Pilihan.
Tidak ada yang memaksa untuk memilihnya.
So, tidak ada alasan untuk tidak menikmati pilihan :)

Insyallah ada jalannya. Yakin pada pilihan.
Insyallah ada jalannya

28 Apr 2011

Gelora


"Kar'na kuyakinkan kudapat menemanimu tuk menginjak dunia sampai ajal tiba,.." - SC, Selamanya

Gelora!
Vitalitas!
Passion!
Stamina!

Wow!
Alhamdulillah, kemuliaan semakin hari datang menghampiri hari-hari
Ada saja kejutan dari Allah
Wow! semakin bergelora untuk bangun pagi

Heum, menjadi mengerti dan sangat mengerti makna Hamdallah
Heum, menjadi mengerti dan sangat menghargai makna Basmallah

Bangun pagi terasa sangat nikmat
Menutup malam pun terasa lebih nyaman

Alhamdulillah, tumbuh bersama itu menyenangkan
bimbing kami selalu Ya Allah
di lingkungan kerja,
sekolah,
masyarakat,
dalam keluarga

#menarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga, bersyukurlah pada Yang Kuasa, cinta kita di dunia, Laskar Pelangi#

Perjalanan masih panjang
Kemuliaan, pembelajaran dimana saja kami tumbuh membuat hari ini semakin menyenangkan
Sepanjang usia, warnai dunia yuk!

Bismillah :)


foto itu:
Persiapan Laskar Pelangi versi Angklung
-Keluarga Paduan Angklung, FEB - UGM-

20 Apr 2011

Sampai di Usia Senja, Warnai Dunia


"Kar'na kuyakinkan kudapat menemanimu tuk menginjak dunia sampai ajal tiba"

Tanpa sengaja rekan seruangan memberikan lagu ini pada detik-detik akan makan siang.
Ehem, jelang makan siang salah satu quality time untuk memberikan dukungan dan sedikit rileks atas pencapaian 4 jam kerja. Sengaja melirik HP dan ya pastinya ada banyak rasa bergelora yang abstrak didefinisikan bertarung dengan pikiran positif tidak menutup pikiran negatif menghampiri.
Iringan gitar, perpaduan suara, dan lirik yang sangat mendalam membuat sebuah rasa dan asa menjadi lebih tenang serta optimis.

Alunan lagu ini, mengingatkanku pada foto keluarga yang sempat diunduh dari facebook Ibu siang ini, ya melihat foto keluarga pertumbuhan kami sekeluarga, hangat.

Beruntunglah kami memiliki anggota keluarga lengkap, ditambah warna dari keponakan kami. Foto keluarga memiliki cerita yang lebih mendalam dan penuh warna.

Karna Ibu tidak pernah meninggalkan Bapak.
Karna Bapak tidak pernah meninggalkan Ibu.
Karna Kakak tidak pernah meninggalkan Adik.
Karna Adik tidak pernah meninggalkan Kakak.
Karna Bibi dan Paman tidak pernah meninggalkan keponakannya.
Dan yang sangat terpenting, karena Bapak dan Ibu tidak pernah meninggalkan kami.


Tulus. Yakin menemani tumbuh bersama.
Saling menyapa. menguatkan. mengingatkan.
Yuk, warnai dunia sampai usia senja
.Selamanya.

Bismillah,
Alhamdulillah, Ar Rahman.

Selamat libur panjang ya!
Selamat quality time :)
**
Selamat ulang tahun, kakak, Ayah Bil
Selamat berlibur, enjoy the island
**
Ayah Ibu, saya pulang
**
Nenek, kami akan datang.
Credit to: Bli Yoga, sweet song
Foto itu: menu berwortel besar-penuh ranjau cabe-tabur bawang goreng, nikmat! jamuan gratis :D

Selamanya
oleh: Sisca
http://www.4shared.com/file/132900183/ad9342d4/SISCA_-_SELAMANYA.html

Melayang pandang mata
Terasa samar membawa jiwa
Melukis kau di angka
Sepantun kata dan kata
Tak dapat menuangkan rasa cinta
kepada dirinya
Terpendam sekian lama
berbekal tulus hati
Kukatakan kuberjanji kini
kasihku tak kan berhenyi
Kar'na kuyakinkan kudapat
menemanimu tuk menginjak dunia
sampai ajal tiba
Berdua dan bersama
kupercaya bersama s'lamanya...

Reff.
Amankan cinta kita
sampai di usia senja
menjalin kasih sayang milik kita
Pastikan kita bisa
bersanding senantiasa
Tanpa berbuah dua rasa
dari satu cinta...s'lamanya...

Kita patut berbangga
memiliki satu rasa cinta
yang tak ada tandingannya
Dan jangan sampai ada
jiwa lain merasuk ke dalamnya
sampai kapan juga...
kita kan bersama...
Aku percaya bersama...
s'lamanya...

11 Apr 2011

Qada - Qadar

Qada-Qadar
Terima kasih, Oki-Ina :)

3 Apr 2011

Suksma, Rahasya, Tepet


#This pic moment: When uncle was waiting his young sister#
Kama Ratih, ileng marang Smaradhana
Suksma, Rahasya, Tepet

Bismillah aja ya. Santai.

---
#Brother: I never, never leave you, dear#
#Then, wedding carol, let's dancing and singing this song as usual:
Sudah katakan cinta sudah kubilang sayang
Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku
Kau buat aku bimbang kau buat aku gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku

Ku akan setia menanti satu kata yang terucap
Dari hati sisi sanubarimu yang membuatku bahagia
Dari hati sisi sanubarimu yang membuatku bahagia
---
#share of joy#
#Love Actually is all around#
---
Suddenly, I miss Omme chat
H-6 we will meet, quality time, share, and laugh together (amien) :D
H-6 will meet Bunda's kitchen, quality time with her
H-6 heum will meet Ayah, quality time (not sure)
H-6 heum will meet Sekawanan, quality time (not sure)

28 Mar 2011

On my path



Counting down, 51 days
Bismillah, for better future and path :)

#Gusti Allah mboten sare..iki maknane jero..hehe
tetep bersyukur dengan keadaan yg ada, insya Allah dengan banyak2 bersyukur hati jadi tenteram..trus berdoa juga, untuk menguatkan hati.. hehe - Uncle Bil said



foto: my desktop

14 Mar 2011

Beyond the job resign: Love Actually is All Around


I just remember with his email:

-I can see you already develop into a complete person, working and also enjoying life! I believe this is a quite achievement-

from: my great boss, great brother, and great friend as always
God, please bring me to another world.
So, I can tell to them my life stories as usual :)

My Hiu said that Bensley, a Top Ten Architecture Consultant version Time Magazine, doesn't ending of her career though it to be the dream company among architects. Bensley will become the first door to enter another life. Officially, Hiu resign by this month and will travel around (no drawing, no auto cad for a few months).
Hiu's life story make me remember what I feel when I brought my box leaving my dream office. He approved me to end the contract, gave me a mark and input. He is very inspiring boss. He helps me to find another life. Yes, my boss knows me so well (it's a lyric song).

Yeah, today is my 70% off my achievement. Looking forward to send an email to him, sharing.
I need 30% again: 10% for a dream job, 10% for dream family, and 10% for dream Islam.
Then, Complete!


Ups,
I remember my buddy bbm: jalanan kadang gak rata. In this moment we just need something to hold, only a few minutes.


Yes, Manjadda Wa Jada, Man Shabara Wa Zhafira. Bismillah.

Just perfom and reach out I will be there, meet my 100%.

Welcome my Hiu, I will give my best airport huge. You are real back! You will miss Pak Putu Mahendra :D

12 Mar 2011

Jarak: Selamat datang di Global Village, Ratih

Bapaaaaaaaaak! #triakan spontan ala bocah ketemu Bapaknya#
Heiii, kemana saja kamu? #sambut si Bapak sambil hectic dengan aktivitas#
Bikin poster sepanjang 4 meter, sudah kuemail ya kabarku #Lapor#
Okee #Brukk, suara mobil pun terdengar#

Well, itulah reuni singkat kami, si murid dan guru (baca: dosen).
Sebentar namun sudah cukup mewakili bagaimana kabar guruku.

Ya, guruku sahabatku.
Bermain sepeda menyusuri selokan mataram Jogja, sambutan hangat dengan gudeg atau makan siang pecel dibumbui pembicaraan renyah sereyah ikan goreng wader.
Rumah yang cukup unik dan sangat nyaman. Tiada teralis, semua kayu dengan langit-langit tinggi, rak buku hingga langit - langit penuh buku, meja besar berserakan buku dan laptop, ada piano untuk ibu dan putra-putrinya. Nice!

Jujur, tidak pernah duduk di ruang tamu karena beliau selalu menyuruh masuk melalui pintu samping, menembus halaman rumput belakang dan ya berkumpul di meja makan di dapur. Hangat! Kebayang pesta barbeque apabila diadakan, ada rumah pohon untuk dua buah hatinya, dan dapur kedua untuk ibu cerdas.

Ke lantai atas, ada teropong dan layar lcd untuk menonton bersama. Ringkas, rumah ini sangat unik. Yes, gak sabar mengajak hiu untuk berkunjung dan pastinya memesan rumah idaman. Sebelas dua belas, gratis! Untungnya dikelilingi para arsitek berbakat.

Ups, eniwei, pointnya adalah rutinitas terkadang membuat kita asik dengan dunia kita, dunia yang membuat diri ini produktif. Pointnya cuma satu, meyakinkan diri ini bahwa semua pendukung kita pun menikmati dunia masing - masing. So, berasa memegang pasir ditangan, santai tapi pasti #aseeek!#

Reuni kecil di halaman kampus setelah sidang tadi telah berhasil menghapus pemikiran orang-orang bahwa si Bapak sibuk, si ABC sibuk banget. Heiii, sibuk? Bisa ada jelaskan padaku arti terminologi sibuk?

Ralat!
Tanyakan pada pendukungmu, sedang menikmati apa? sudah pencapaian apa nih?

Please kindly reject this
: lo sibuk banget deh? sibuk apa siih kamu? Lama gak ketemu, lo sibuk apa mau kemana nih sekarang?

Wahahahaha untung si penaya bukan boneka, bila boneka udah kuketawain dan bilang, ini orang apa boneka yang gak pernah hidup dan tumbuh dalam hidupnya?

Dulu jaman kecil. Ugh dendam membara deh saat rapor terkahir diambil Ibu lantaran sibuk mengajar.
Eits, well dosa ini jauh lebih besar dan sekarang bisa bilang, Yes mom, you're amazing, just the way you are!
Ibu tidak pernah menyibukkan diri dan bukan pilihan dia untuk menjadi sibuk, yang ada adalah beliau menikmati passion mengajar dan berjuang menyenangkan kami, dua anak bandel.

Kuyakin, semua pendukung sekitar pun demikian, bukan sibuk namun hanya menikmati bagaimana mereka tumbuh bersama hidupnya. Bagaimana Hiu dan diri ini terpisah karena jarak JOG-BDG PP atau JOG-DPS PP, harus merelakan pulsa bahkan ongkos. Berat diongkos deh. Betapa senangnya saat mendengar pertumbuhan semakin hari dari orang - orang telah kita kenal. Eits, reuni kecil ada juga dalam bulan ini. Woaw bertahun - tahun tidak melihat batang hidung (hingga sekarang juga belum sih) tapi cukuplah intuisi membuat diri ini bolak balik cari tiket pulang Bintaro dan tak sabar mendengar pertumbuhannya. Sama dengan Hiu dan guru hebat tadi, jarak!



Ya! endingnya bermuara ke kata: Jarak!
Diatas sudah tersirat dan tersurat bagaimana ada moment yang tidak selamanya terlewati bersama bagi diri ribadi kita dengan sekitar dan orang - orang yang kita kenal.
Prinsip hidup ini semua orang baik.

Ya, malam ini, sosok preman ala pak Ndin di Gatsu, atau si Emon, loper koran St. Tanah Abang/Palmerah juga kurindukan.
Ya, rindu Jakarta dengan segala hectic pertumbuhan masing - masing manusia di dalamnya.
Ya, rindu ada menikmati moment pertumbuhan mereka.

Well, ini makanya ada dunia. Makanya dunia bulat dan banyak kawasan. Makanya ada studi kawasan dan ada studi hubungan internasional. Ya, dunia ini bulat dan luas yang membuat diri ini pesimis untuk dapat hidup bersama bersama mereka tanpa melewatkan moment.

Yes, galau tadi malam terjawab: Selamat Datang di Global Village, Ratih!

Global village yang mana seluruh manusia terhubung satu sama lain dan seolah - olah membentuk perkampungan, guyub. Terima kasih canggihnya teknologi, tetap bisa diriku menikmati semakin keriputnya Ayah Ibuku, cerdasnya ponakanku, dan pertumbuhan Hiuku (yang segera mungkin memberiku wedding invitation bertulis nama lakinya plus tket GIA PP, disaat itulah patah hati kedua akan tiba, sebaliknya).

Jarak, ya asal ikhlas menjalani dan bersabar.

Man Shabara Wa Zhafira --Siapa yang bersabar akan beruntung #His sms before leaving to Belgium. A man who made me broken heart, 1st time, my brother#


foto itu:
Jepretan di Paris, but lovely U.K than it :D
Ups, Alhamdulillah

20 Feb 2011

Kardus Buku: Kita semua Doraemon Santa



Dongeng? Membaca cerita?
Hadiah terindah untuk anak - anak.

Mengisi acara anak - anak, mendongeng membuat mereka terdiam adalah hal yang paling kusukai.
Itu membuat saya rileks dan lega.

Rindu sekali bercerita dengan Nabila di Bintaro.
Rindu melihat Maureen canggih dengan aksen Britishnya, Aunty tell me about this book

Malam ini, saya mendapat email dari seorang sahabat yang sedang bertugas mengajar di Halmahera.
Semoga, pembaca setia kuningorange sudi bergabung, dan berkontribusi, saya akan membantu kalian :)
Anak Indonesia berhak maju!

Teman2 yg berbahagia,

Semoga saat email ini diterima, teman2 dlm kondisi sehat dan tdk terlalu sibuk, sehingga mau meluangkan waktu membaca racauan dari ujung timur Indonesia. :)

Tiga bln sdh aku mengajar di desa Indong, pedalaman Halmahera Selatan. Desa yg indah di bibir pantai pulau Maluku dengan penduduk yg ramah luar biasa. Alhamdulillah aku sendiri sdh mulai diterima dan betah di sini.

Aku mencoba memberikan manfaat semaksimal mungkin utk desa ini selama aku berada di sini 1thn, terutama dlm bidang pendidikan. Aku sadar, mencoba melakukan ini sendirian akan sulit. Dan aku yakin, Indonesia ini masih penuh dgn orang2 baik yg ingin memberikan sesuatu untuk sesama.

Aku mengajak teman2 untuk berbagi.
Aku butuh bantuan teman2.

Di awal kedatanganku, aku membawa 1 kardus berisi buku dan majalah untuk anak2. Di hari aku membuka kardus itu, isinya segera habis tak bersisa diambil oleh anak2. Mereka membaca dgn suara keras dan antusias di depanku. Mereka membaca seperti tidak pernah melihat buku sebelumnya.

Di desa ini, anak2 tdk ada yg memiliki buku pelajaran. Mereka ke sekolah hanya bermodalkan pensil dan buku tulis. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tdk cukup utk membelikan mereka buku pelajaran yg mereka butuhkan.

Jika teman2 mempunyai buku2 bekas yg sudah tdk terpakai, teman2 bisa mengirimkan ke desa ini. Buku apa saja diterima. Lebih diutamakan buku belajar membaca, menulis dan berhitung. Berikut juga SD, SMP, dan SMA serta buku cerita. Masih banyak anak yg tdk bisa membaca, menulis dan berhitung dgn lancar di desa ini.

Teman2 bisa mengirimkan lewat pos dgn biaya Rp 10rb/kg dgn alamat:
SDN Indong, desa Indong, kec. Mandioli Utara, kab. Halmahera Selatan, prov. Maluku Utara. Paket teman2 kira2 akan sampai dlm waktu sebulan.

Setiap paket yg sampai akan didata dan didokumentasikan di blogku:
http://rahmanadipradana.wordpress.com
atau
http://blog.indonesiamengajar.org/adipradana/
Teman2 bisa memeriksa sendiri nantinya.

Harapanku adalah teman2 bisa mengirimkan minimal 1 kardus berisi buku, berapapun dan buku apapun dan dalam bahasa apapun diterima.

Semoga kardus yang teman2 kirimkan bisa menjadi kantong doraemon dan karung santa klaus yg akan menghadiahkan anak2 desa ini sejumput impian dan harapan dalam hidup yang tak pernah mereka bayangkan.

Jika berkenan, tolong sebarkan email ini kepada keluarga, saudara, teman kuliah, teman kerja, dan kerabat lain.

Terima kasih untuk bantuannya.

Salam hangat dari halmahera,

Rahman Adi Pradana
Pengajar Muda
Indonesia Mengajar
Email: adi.pradana@pengajarmuda.org
Powered by Telkomsel BlackBerry®

foto: jepretan saat di sisa hancurnya rumah erupsi Merapi

17 Feb 2011

Imajinasi guru saya, dahsyat!



"Pengaruh seorang guru bersifat kekal; ia tak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir." -Henry Adam, Tuesday With Morrie p.84

Bukan saatnya berhenti berharap memiliki si kecil Autis, si murid Autis, si adik Autis.
Sesi sibuk berimajinasinya mengajari saya bahwa ada satu waktu untuk berimajinasi tentang impian di masa depan.
Suara teriaknya menginspirasi saya saat di pinggir pantai pasir putih Sundak biar rileks. Ups, ternyata sama nikmatnya seperti hari plesir di akhir pekan.

Dunia imajinasinya sama serunya menggoyangkan bola kristal berisi tiruan salju di meja saya

Kejutan sederhana di setiap pertemuan membuat kita, yang kata orang dalam kondisi normal, untuk terus berpikir kontribusi tokoh apa dunia imajinasinya. Ehem, tersentil nih, apa ya kontribusi saya untuk dunia nyata ini?
Otak saya pun tidak berhenti berpikir, ia mengajari saya menjadi manusia cerdas!

Dia paling suka koran bagian iklan kecik!
So, terselip iklan kecik di buku-buku saya untuknya.
Ups, dia sedang mengajari saya meng-up date berita layaknya Diplomat!

Dia guru saya sesungguhnya, bukan saya gurunya dia :D

-- Kuning Orange [Monggo] biarkan manusia hidup dengan cara dan dunianya. Tanpa perlu memaksa mengikuti dunia kita. Dunia imajinasi setiap orang berbeda, untuk apa pusing? Ada komunikasi membantu kita, lisan tulisan semua bisa dikomunikasikan :)

Jarak. Cara hidup. Kesibukan. Kesenangan. Ada solusinya, komunikasi untuk saling mengerti dan mencoba dunia baru.
Love actually is all around :)

#terima kasih internet, terima kasih Mark, terima kasih insinyur teknologi

foto: hasil si guru saat studi banding ke dunianya :)

16 Feb 2011

Ibu Kota Indonesia, Jakarta

Apa nama ibu kota negara Indonesia? Jakarta!
Kemana kau akan merantau, dik setelah Jogja? Jakarta!
Tinggal dimana Nabila? Jakarta!
Eh saya dari Jakarta lho
Waduh, dari Pekan Baru mau ke Jambi, musti balik dulu Pekan Baru - Jakarta - Jambi
Iiih, Jogja mulai macet deh berasa Jakarta!

Terinspirasi dari blog paman saya, jakartasepanjangjalan.blogspot.com, bercerita tentang Jakarta.

Jakarta!
Kata yang tidak asing bagiku, dan rata - rata mendengar kata Jakarta identik dengan kemacetan, pusat atmosfir Indonesia, dan metropolis. Ehem, tidak perlu banyak saya cerita mengenai sisi ibu kota yang sudah banyak orang tahu dan acap kali membuat snewen emosi orang.

Setelah seminggu jetlag dari perjalanan ibu kota ala Eropa yang tidak ada kemacetan selain kemacetan orang - orang antri di stasiun - stasiun underground, saya menyempatkan menengok dan mencari sisi lain ibu kota negara saya, Jakarta, sebelum pulang ke rutinitas di Jogjakarta.

#Jalan Surabaya
Perjalanan dimulai dari toko - toko antik di Jalan Surabaya. KRL Ciujung (4.500 rupiah) membawaku menuju St. Sudirman - naik ojek (10.000) rupiah - St. Cikini. Jalan Surabaya terletak di belakang St. Cikini, pada pukul 09.00 pagi, para pedagang mulai membuka kios dagangan mereka yang kebanyakan menjual barang antik. Pedangang di Jalan Surabaya menjelaskan mereka adalah warga Tampomas yang terkena gusur, kebanyakan dari mereka adalah para pelaut. Nampak terlihat dari aneka dagangan yang mereka jual, jangkar, teropong, piringan hitam, telpon lama etc
Eits, berhubung perjalanan akan dilanjutkan menuju kawasan KOTA, sehingga kami harus mencari halte Transjakarta terdekat, yaitu halte pasar rumput dengan berjalan kaki.

# Klenteng Petak Sembilan
Transjakarta membawa kami dari halte Pasar Rumput menuju Dukuh Atas dan berpindah koridor ke koridor KOTA turun di halte Glodok. Gang menuju klenteng ada di seberang halte Glodok. Berjalan kaki sebentar sampailah kami di Klenteng Petak Sembilan. Bau hio sangat tercium dari luar, halaman klenteng penuh umat. Aktivitas di dalam klenteng semakin nampak di beberapa sudut. Umat sibuk melakukan aktivitas mereka, saat saya datang, tepat pada hari sembahyang 'pembuangan sial' -tutur petugas klenteng yang mengantar saya ke dalam sudut - sudut ruangan. Beliau menerangkan dan menunjukkan patung dewa, makna setiap lembar persembahan, lilin, kalender, dsb Perawakan saya tidak nampak seperti umat yang hendak beribadah, ehem beberapa orang berpikir saya jurnalis. (waow jadi teringat profesi jaman cilik saja). Klenteng Petak Sembilan pun mengingatkan pada tempat kelahiran saya di Semarang yang mana banyak klenteng, acara seremonial Gong Xi Fa Chai, Cap Go Meh, dan digalakannya Pasar Pecinan (Semawis). Multikultur sangat terasa di sini, kita akan merasakan keindahan Indonesia.
#Stasiun Jakarta Kota
Transjakarta dari halte Glodok menuju satu halte selanjutnya halte KOTA. Woaw! saya berada di underground menuju pintu keluar ke arah St. Jakarta. Bangunan arsitektural Belanda, langit - langit yang tinggi (ups, saya bukan arsitek). Stasiun Jakarta Kota mengingatkanku pada novel Pramoedya A. Setelah beribadah duhur, kami menyantap makan siang di tenda warung sederhana, pilihan menu Soto Mie melengkapi siang saya.

#Museum Wayang
Warisan Budaya Indonesia, wayang. Berbagai macam wayang melengkapi koleksi museum wayang baik dari wayang kulit, wayang golek, mulai dari lukisan, foto, dan diorama wayang. Yang menarik, ada pagelaran wayang kulit dengan dalang muda dan karawitan serta sinden berbusana Jawa lengkap. Tidak terlalu mahal untuk masuk museum wayang.

#Ruang apresiasi publik
Halaman depan Museum Fatahillah menjadi ruang publik yang sederhana dan menjadi ruang ekspresi bagi masyarakat. Saat saya berkunjung, ada kumpulan anak muda yang sedang mengapresiasikan pikiran mereka baik tulisan, video. Lainnya, ada penjual obat yang menggunakan metode jaman dulu (baca: berteriak memakai mic, atraksi atas pasien untuk memperlihatkan mujarab obatnya, dan menjualkan secara massal nego harga). Unik!

#Bersepeda ala noni tuan Belanda
Ada yang berbeda dari suasana Kota, yaitu persewaan sepeda lengkap dengan topi ala noni dan tuan Belanda. Harga sewa terjangkau, 15.000 - 20.000 rupiah. Kita dapat menggunakan sepeda di seputar Kota. Pilihan menuju pelabuhan Sunda Kelapa ada dibenak kami. Lumayan 20 menit tidak jauh dari halaman museum Fatahillah. Pelabuhan Sunda Kelapa membawa imajinasi saya kepada cerita VOC. Banyak kapal - kapal pinisi berlabuh di dermaga, bongkar muat.

Di Jakarta, masih banyak alternatif untuk menikmati sisi lain dari Jakarta selain penat kemacetan, berakhir pekan di mall. Ruang publik dan pilihan masih dapat diakses, mungkin memang tidak menutup kemungkinan tetap saja jarak tempuh menjadi pertimbangan, selain ketertarikan masing-masing. Masih ada Kemang, Wisata Kuliner, Pertunjukan di TIM, Dufan, etc

So, banyak cara menikmati sisi lain dari ibu kota agar tetap menikmati kota perantauan yang metropolis, Jakarta.


Jujur, sudah dua bulan saya tidak tenggelam dalam udara ibu kota, tidak dapat menikmati kemacetan, hectic ibu kota, dan melihat polah ponakan kecil penghapus penat melengkapi udara kampung sektor 4 Bintaro yang teduh. Saya rindu suasana itu sekarang, Jakarta :)

foto jepretan: akhir pekan sante di ibu kota

Panik: Jodoh saya sudah disiapkan to Tuhan rupanya


Dalam suatu masa datang ke Jogjakarta sendiri tanpa orang tua dan kakak, hanya dijemput oleh Ni Wayan, saya kembali ke kota ini dengan sejuta energi setelah menghirup udara ibu kota selama setahun. Tujuan yang terpikir saat itu adalah saya ingin belajar. Setahun sudah berlalu, justru pelajaran banyak saya temukan di luar sekolah baik pelajaran kehidupan dan pelajaran yang saya minati, sustainable development.

Hari ini pengumpulan rencana tugas akhir, layaknya mahasiswa tingkat akhir, saya pun pusing dan panik. Bedanya, tiga tahun lalu saya panik dan segera mencari jalan agar saya selamat dari tekanan (baca: semangat bikin skripsi). Ehem, entah karena faktor begaya, atau sok-sokkan saya tidak pusing. Namun tetap saja pagi ini saya panik, dalam hitungan jam, nasib dan cerita akhir saya akan tertulis dalam catatan akhir sekolah bernama Tesis.

Sejak sore kemarin saya pikir-pikir tema, sejenak saya datang refeshing menikmati Pekan Budaya Tiong Hoa pun saya galau terpikir oleh judul dan topik tersebut bahkan saat adik hendak iseng bermain tarot, saya pun iseng ikut dibacakan.

"... keduanya baik sekolah maupun pekerjaan Ratih akan berhasil karena banyak orang baik yang membantu Ratih di kantor dan soal kuliah tidak menjadi masalah besar, artinya keduanya akan mencapai keberhasilan..." begitulah tutur si pembaca tarot.

Glek! yaelah mbak, Tuhan saya mah sudah mengajari saya cara untuk mengelola waktu dan pikiran. Dan ucap syukur teman - teman saya di kantor dan dosen pun baik - baik. Ini semua berkat ibadah muamalah dan keyakinan pada ada kemudahan di setiap langkah umat saja batinku.

Eniwei, pagi ini panik teratasi dengan hanya 10 menit! whoooot?

Rupanya, Tuhan telah mempersiapkan jodoh saya (baca: topik tesis), mau saya koprol hingga jungkir balik mencari juga berakhir pada topik yang pas dihati ya itu tadi.

Ehem, rasanya saya tetap harus jeli dan perhatian pada hal - hal sekitar tidak hanya terfokus pada visioner apalagi sibuk dalam kepanikan.

Terkadang saya pun lupa untuk sejenak bernafas, tidak terburu - buru, dan menikmati waktu.
Terkadang saya menyalahkan ritme hidup di Jogja yang serba kurang gregret secepat kilat dari kerasnya ibu kota.

Ehem,
pagi ini saya belajar untuk tidak sibuk berlari dan menikmati buru - buru serta panik saya dalam setiap hal.
Menikmati waktu bukan berarti lambat,
Menikmati waktu saya anggap sebagai reward atas diri ini yang selalu dikuras energinya
Menikmati waktu bukan berarti melupakan masa depan.

Terima kasih panik, tanpa ada kepanikan saya tidak akan bisa duduk diam dan berpikir langkah selanjutnya.

Eniwei, Ibu saya seorang mudah panik, Ayah saya berkarakter lembut dan tenang, begitu juga dengan Ayah Bunda Nabila :)
So, sebuah reward bagi diri saya double tasking , panik dan menenangkan panik. Happy single moment :)

foto: papan informasi Help Point di St. Tube

15 Feb 2011

Amerika: Mas Bram, Tuhan punya banyak skenario



---bekerja di KJRI Houston menyenangkan banyak bertemu orang dan belajar ini itu. Semoga suatu saat Ratih juga bisa berkarya sesuai keinginan dan impian yang dituju!!!---

cuplikan pesan singkat dalam sebuah kartu pos kiriman sahabat saat kami duduk dibangku kuliah. Rasanya saya menjadi teringat bagaimana perjuangan kesabarannya menempuh cita-citanya menjadi seorang diplomat. Bukan hal yang mudah untuk menembus Pejambon. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipertimbangkan bahkan penuh kekuatan doa.

Hidup dan mencari ilmu di lingkungan yang membuka banyak peluang keluar negeri menjadi menyenangkan bagi saya dan teman-teman. Peluang dan jalan terbuka bagi kami. Mimpi sebagian besar dari kami adalah keliling dunia. Kami selalu berbicara soal negara A, B, C bahkan kami bebas memilih kawasan apa yang kami sukai. Berhubung saya penasaran dengan negara yang kata orang adidaya, Amerika, saya menjadi kawasan tersebut sebagai kawasan yang menarik untuk dipelajari. Tak pernah berpikir soal benua bernama Eropa, maka saya tidak mengambilnya.

Eits,
Tuhan punya banyak skenario.
Tuhan mengerti apa yang saya butuhkan bukan saya inginkan.


Keberangkatan kakak menginjakkan Amerika dan menyerap ilmu secepat kilat disana membuat saya tutup mulut alias no comment!
Satu persatu sahabat berpamitan menuju negara adidaya itu, mengirim kartu pos, membawakan bendera, buku bahkan majalah. just fyi, koleksi bendera dunia dan kartu pos terbanyak saya, ternyata Amerika. Semua kiriman mereka membuat saya senang, dan mengucap syukur bahwa saya belum berhenti berharap dan disimpankan moment ke Amerika dalam kejutan hidup selanjutnya.

Mana tahu gitu, dapat tugas, konfrensi, atau hanya numpang transit huekekeke sama halnya saya tidak pernah bermimpi sebelumnya ke Eropa, saya dulu cuma bisa tersenyum dan kemudian tutup mulut saat dua buah kartu pos melayang ke rumah, cuma bisa menikmati tiap foto kiriman tentang Eropa.

Eits,
Tuhan punya banyak skenario.
Tuhan mengerti apa yang saya butuhkan bukan saya inginkan.


So, Houston semoga menjadi kebutuhan saya di masa depan. Entah hanya mengunjungi Nabila atau apapun itu yang pasti Tuhan menjadikan keberangkatan menjadi kebutuhan saya suatu saat nanti.

Ehem,
lukislah awan kebutuhan kita di masa depan.

1... 2... 3 sudah jadi lukisan milik saya. Amien.

Dan Anda, kawan? :)



foto: jepretan dari kartu pos mas Bram

4 Jan 2011

Bukan Ahlinya Perbaikan

Nasib saya menjadi anak gagap teknologi (gaptek) hingga halaman orange ini tidak bisa dengan indah teman - teman nikmati secara utuh sempurna lewat jepretan gambar sebagai pemanis. Saya tidak bisa menyertakan gambar seperti biasanya.

Wah, meskipun bukan tamatan teknik saya mencari jalan agar tampilan menjadi lebih segar.
Ya, apa mau di kata, saya sungguh gaptek. Saran dari teman - teman tukang insinyur (kok jadi ingat alm. Benyamin S.--memanggil si Doel tukang plus insinyur, boros sapaan sekali, lucu) telah saya lakukan, mulai dari meng-crop, menurunkan KB hingga mengganti provider blog (sangat tidak solutif satu ini). Yah gimana dong, nihil.

Pengetahuan ada dimana - mana, tidak harus menjadi ahlinya. Baiklah, saya akan mencari cara untuk ini meskipun saya bukan tamatan teknik :)

Mohon ditunggu cerahnya lembaran orange ini, ya mungkin Tuhan sedang meminta saya untuk lebih jagoan melukis dengan cahaya agar semakin tajam ceritanya. Ya mungkin Tuhan sedang meminta saya meluangkan waktu dengan tidak mendua saat menulis di sini dan draft lainnya agar lebih berkualitas.

Pengalaman, jam terbang ada dimana - mana, tidak harus menjadi ahlinya. Baiklah, saya akan mencari cara untuk menikmati proses pertumbuhan dalam setiap huruf, kata, frase, kalimat dan paragraf.

Eniwei, terima kasih berikhlas hati berkunjung dan meninggalkan pesan komentar (hayo siapa saja yang berkomentar lewat sms - email) sudah disediakan lho dibawah. Yah gimana dong, pemalu.