28 Mei 2010

Jeruk kriput Oranye selalu Segar, Kawan!


Re-post note di Face book(ku): Monday, December 14, 2009 at 5:17pm

Pelikan hidup dengan kehebatan kaki
Ia mampu mampu untuk bertahan
Sama halnya dengan si tangan kiri yang selalu mengerti dirinya
Bahwa dirinya tetap akan mampu kokoh untuk meberikan yang terbaik untuk si tangan Kidal dan si pencebok

Tiada satu yang tersembunyi dalam keterbatasan
Semua tetap utuh terlihat kala senyuman tulus terlontar
Raut wajah semakin kriput pada diri
Seolah-olah sedang melihat jeruk oranye yang selama ini segar
Berhari-hari mulai nampak kerutan di sisinya
Berubah keriput, selain warna oranye!

Belum pernah ku temukan warna oranye itu memudar...bisa ya warna segar oranye jeruk itu memudar? Kurasa tidak!
Bisa ya senyum tulus khas manusia yang mulai berkerut menjadi cemberut?
Kurasa tidak!
Si tangan kiri, si jeruk segar warna Oranye berkeriput tetap pada orbitnya selalu dan selalu
Laku terbaik semoga milik kita semua...

**Terima Kasih doa dan harapannya di 23 taun ini,
Terima Kasih menemani hari-hariku (baca: berproses) dgn sabar
Mohon maaf kurang dan salah, semoga jd pribadi pembelajar dan lalalala tidak pecicilan :D

Foto itu:
Zahra Nabila Putri, foto ponakanku. Cucu pertama di keluargaku yang mengisi warna baru keluarga kami. 18 Juni 2009 :)

Terima kasih Mama untuk hari ini :)


Ini apa to?
arca ini indah, bahkan terasa unik saat guide di depanku bersemangat bercerita tentang arca-arca ini
Ini apa to?
kerut keningku kembang kempis heran dan heran
anggukan kepalaku meng-iya-kan cerita bapak guide
Ini apa to?
Mamaku berdiri di depan arca, mama hening, bibirnya komat kamit serasa memanjatkan doa
Khusyuk. Senyum terbaik mama lontarkan padaku
Adek mau juga? tanya mamaku
Aku memutuskan untuk tidak sembahyang, kakak perempuanku juga memilih tidak
Ini apa to?
Mengapa candi ini sangat dipuja dan terkenal. Mama pun sengaja menyewa guide untuk menjelaskan pada kami.
Mama meminta kakak perempuanku untuk memotret arca-arca yang mama anggap penting.

Hari ini aku banyak belajar dari apa yang tidak kutahu, aku belajar legenda, dan kepercayaan. Aku masih bingung, dan bingung, namun mama berupaya menjelaskan padaku dan seolah-olah memintaku untuk bersabar memahami.
Ya! aku tahu, banyak hal yang belum ku ketahui, aku harus menahan bosan untuk memahami ini satu per satu. Fyuh! tidak selamanya menjadi anak-anak itu enak ya, dan tidak selamanya pula aku menjadi anak-anak. Manusia selalu berkembang otak-cara berpikirnya, untuk itulah dibutuhkan ilmu pengetahuan :)
Mamaku hebat, aku pun juga hebat, karena aku dan mamaku saling terbuka dan menyadari penting pengetahuan. Perkara digunakan atau tidak, itu urusan nanti. Yang penting memulai menerima pelajaran/ hal baru agar aku bisa cerita pada orang tentang kisah ini. Rara Jonggrang :) Terima kasih mama untuk hari ini

***mencoba mengkonstruksikan pikiran seorang anak, Sekolah Dasar, yang kutemui saat menikmati keindahan Candi Prambanan :) semoga bermanfaat konstruksinya untuk kita yang sudah bisa dibilang dewasa agar mengerti keinginan dan dunia fantasi anak-anak :)

****
Cerita tentang kisah Rara Jonggrang - Bandung Bandawasa, legenda ini populer di masyarkat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Legenda ini mengisahkan jalinan cinta pangeran Ksatria Bandung Bandawasa, pangeran dari kerajaan Pengging, dan tipu muslihat putri Jonggrang, kerajaan Baka.

Prabu Baka berhasrat memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging. Setelah persiapan matang, Prabu Baka beserta balatentaranya menyerbu kerajaan Pengging. Pertempuran hebat meletus di kerajaan Pengging antara tentara kerajaan Baka dan tentara kerajaan Pengging. Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Akibat pertempuran ini rakyat Pengging menderita kelaparan, kehilangan harta benda, banyak diantara mereka yang tewas. Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupolo mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Baka.

Ketika Patih Gupolo tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Rara Jongrang. Mendengar kabar duka ini sang putri bersedih dan meratapi kematian ayahandanya. Setelah kerajaan Baka jatuh ke tangan balatentara Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton (istana) Baka. Ketika pertama kali melihat Putri Rara Jonggrang, seketika Bandung Bondowoso terpikat, terpesona kecantikan sang putri yang luar biasa. Saat itu juga Bandung Bondowoso jatuh cinta dan melamar Rara Jonggrang untuk menjadi istrinya.

Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, tentu saja karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa agar sang putri bersedia dipersunting. Akhirnya Rara Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung Bondowoso, tetapi sebelumnya ia mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan.

Syarat pertama adalah ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda, syarat kedua adalah sang putri minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya. Meskipun syarat-syarat itu teramat berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung Bondowoso menyanggupinya.
Segera dengan kesaktiannya sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda. Setelah sumur selesai, dengan bangga sang Pangeran menunjukkan hasil karyanya. Putri Rara Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran dengan membujuknya untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, sang putri memerintahkan Patih Gupolo untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu, mengubur Bondowoso hidup-hidup. Akan tetapi Bandung Bondowoso yang sakti dan kuat gagah perkasa berhasil keluar dengan mendobrak timbunan batu itu. Sang pangeran sempat dibakar kemarahan akibat tipu daya sang putri, akan tetapi berkat kecantikan dan bujuk rayunya, sang putri berhasil memadamkan kemarahan sang pangeran.

Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran bersemadi dan memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari dalam bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia kemudian memerintahkan agar membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun dan Bandung Bondowoso telah gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara Jonggrang.

Ketika mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Maka sang putri pun berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Menurut kisah ini situs Keraton Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".
sumber: cerita ayah-wikipedia-

26 Mei 2010

Pagi! Happeningku di Jogja berkat Energi Positif Mereka


Pagi! Dadah Good Luck ya! Siap, Ndul, ketemu di rumah ya! Salamku pada kakakku yang turun di St. Tanah Abang melanjutkan dengan ojek menuju Thamrin. Aku masih harus turun di St. Sudirman. Huppt kakiku lompat dari SQ Metromini 402! Pagi! Senyum para security menyambut pagiku. Olala Pagi! Senyuman para sopir-sopir yang baru saja mencuci mobil kantor, stand by untuk mempermudah mobilitas kantor, bersih armada mereka. Pagi! Hupp security di depan pintu lobi.

Aha! Inilah hariku, terima kasih Tuhan, lobi yang penuh warna-warni, di kanan kiri produk-produk brand yang notabene market leader. Pagi! Mbak ada titipan buat mr. AGS, okei2… Pagi! Upps Pagi paaaaak, punten ngejar lift… Ikut2…enam-enam. Pagi, Tih! Pagiii gimana Blue Band ada event apa nih? Ya so far bla bla… ting! Ak duluan yaaaa… Good Luck! Yup, kulempar senyum… Pagi! Pagi! Pagi! Rupanya jam 7.30 sudah beberapa rekan kerja hadir….

Yup, kata Pagi! Tidak asing dan selalu kudengar di sini. Wow lucu deh bajunya… Gimana anak-anak? Duh suami gw bla bla… Ada saja crita tentang keluarga di rumah, peristiwa di perjalanan, semua cerita ringan selalu menghiasi Pagi kami. Ceria! Pagiku selalu ceria, tidak ada beban, meskipun kerjaan belum beres, deadline, target dan segala macamnya. Maklum, Fast Moving Consumer Goods, namanya juga fast moving. Banyak cara untuk membuat semua rekan kerja semangat, membuat rekan kerja menjadi keluarga, menjadikan rekan kerja sahabat yang selalu ada. Hampir 13 jam kuhabiskan waktuku bersama mereka, di kantor nyaman ini. Untungnya penempatan di FOODS division, artinya, banyak makanan. Tiada hari tanpa makanan, apalagi sarapan gratis dari siapa yang ulang tahun, Open House di Piazza dari lantai 2-14 dijambangi selalu menjadi hiburan dan kenyaman keluarga bagi kami semua. Hummm….

Eits, kerja kerja kembali kerja…. Yes! Jobs to Done, senangnya punya bos-bos pekerja keras dan teliti, sekretaris super care, OB - sopir – receptionist yang selalu mempermudah pekerjaanku, para supplier yang bersedia diomelin agar target tepat waktu, hehehe Hari-hari selalu ceria! Ku selalu sambut hari dengan tak sabar, aku senang, senang berada diantara mereka.

Kini setahun berlalu, Jogja pilihanku, jauh dari mereka, lewat face book, email, sms saja, tapi satu: mereka selalu berupaya mengingat dan menyempatkan bertemu. Tih, aku tugas ke Jogja tanggal segini ya…. Aku mampir Semarang ya… Bertemu-cerita-dan kurasakan energi itu- Energi Unilever Indonesia agar aku selalu bisa happening hidup di Jogja. Allah, terima kasih pernah mempertemukan dan menjadi bagian dari mereka. Energi yang selalu kurindu, dan ingin tetap kumiliki di Jogja. Sayang terkadang etos kerja tak secanggih disana, Jakarta. Tapi inilah hidupku kini, Kuning Orange! Aku tetap memilih bahagia dengan jalanku, bahagia menurutku, berbagi bukan materi☺ Mencoba untuk happening dari dalam sendiri agar Aura positif, Aura saat di ULI, selalu kusambungkan pada sekitarku di Jogja ini. Allah, aku selalu siap untuk tetap bahagia di Jogja, insyallah ☺

Celoteh Shiro dan Ndut: True To Your Heart [A Big Deal]


"aku masih gak ngerti isi hati dan pikiran cewek.hehehe" he said
"sampai segede gini aku juga masih suka gak ngerti isi hati dan pikiran cowok, ki"
Sometimes we don't know how to describe her/his feeling when we're falling in love. We try to build assumptions which make us have a logical reason to wait or no. Positive, positive, positive thinking about this process tough we don't know this (way) is our final destination or no. If you have a good feeling, you think really deserve for it, go for it. otherwise, If you think you don't deserve it, you can say "my heart, please STOP this feeling"
This is my "celoteh" from my best friend when we talk about mars and venus:

Klo jadi (dia--yang kalian tunggu) juga butuh keberanian buat peduli kamu
Butuh kesabaran buat bisa bagi waktu buat kamu
Butuh kelegaan hati buat berhenti kuatir, kuatir kalo2 kamu udah cape nunggu dia :)


--see, please (still) waiting her/him for a minute, seconds, hour, days, year (maybe). Everyone have a logical and rational reason before be honest to you :) This is a big deal. Like a phone machine says when we call someone "wait a moment"

Otherwise,
Kamu, gak bakal tahu itu suka/cinta klo gak punya keberanian, keberanian buat suka/cinta.
Kejujuran klo ini cinta bukan suka.


--see, please don't make someone must be waiting (too long) then they never get a good news from you. Rational and logical thinking is a must, but you're working with someone feeling and times, don't be late and regret it.

This note dedicated to my best friends in Bali, Jogja, especially who live in Jakarta, Kugy-Keenan, we called, and myself (maybe) hahah :D
Thank Oki your sharing, you almost perfect (with/because) her :P

Don’t love someone because of what/how/who they are,
from now on.. start loving someone because you want to.--Ninit

23 Mei 2010

Flute! diantara dua sisi adikku



Flute!

Instrument yang entah mengapa jadi pilihan(ku). (Ku)jatuhkan rasa ini padanya agar (aku) bisa menikmati dunia baru(ku).
Woaw! berdatangan.... mereka yang (kami) sebut penonton mulai berdatangan, duduk, dan memandangi (kami) di depan. Apakah mereka juga melihat (ku). Dag dig dug, senyum tak sabar mulai muncul, lirik mata pada arloji telah mereka layangkan seolah-olah memburu (kami) agar memulainya. Yup! pertunjukkan dimulai. Bismillah! tarik nafas-lepaskan-kutatap not not balok itu-tiup-nafas-tahan-lepaskan, (aku) mulai menikmatinya. Jeda antar repertoar, (ku)lirik, penonton menikmati, semoga hingga akhir.

Flute!
Malam ini (kita) berhasil (menurutku) membuat penonton bertepuk tangan, ikut berdendang, geleng-geleng kepala, dan jeprat jepret kamera. Khusus malam ini, (Kita) boleh bangga karena kerja keras (kita) menuai hasil.

Flute!
tak (ku)sesali pertemuan (kita), (kau) bantu (aku) untuk menikmat dunia (ku) yang lain.(Kita) bekerja keras, Flute. (Kita) tulus berteman, Flute. (aku) bahagia, Flute.

**mencoba mengkonstruksikan apa yang sedang adikku, Aang, pikirkan saat konser GMCO kemarin :) Adekku yang sudah mulai lebih dewasa, menakjubkan tiba-tiba memilih Flute, lebih menakjubkan saat dia memberikan tiket pertunjukkannya, untuk pertama kalinya setelah (kami) berpisah cukup lama, setahun. Adekku tetap anak-anak, bedanya dia beranjak menjadi hebat :) aku merasakan dua sisi itu, anak-anak dan dewasa. Kami bukan dari Ibu atau Ayah yang sama, hanya pertemuan di kampus dan bekerja sama dalam satu team, teman menikmati Bandung berkereta bisnis-jalan kaki-ngangkot-begadangan dalam perjalanan dinas ala KOMAHI UGM keluar Jogja, serta sahabat yang hidup bersama di Jogja. Kuning Orange! saling menguatkan atas mimpi-asa-dan bangun dari keterpurukan. Aang yang muda selalu tulus menerima orang lain (termasuk saya) dengan apa adanya. Sama halnya dengan Aang dan Flute! bekerja sama serta tulus ikhlas saling mengisi, dan lihat, mereka berhasil :) jangan mengharap mereka tulus, tapi selalu tuluslah untuk mereka (sesama) :D