15 Feb 2011

Amerika: Mas Bram, Tuhan punya banyak skenario



---bekerja di KJRI Houston menyenangkan banyak bertemu orang dan belajar ini itu. Semoga suatu saat Ratih juga bisa berkarya sesuai keinginan dan impian yang dituju!!!---

cuplikan pesan singkat dalam sebuah kartu pos kiriman sahabat saat kami duduk dibangku kuliah. Rasanya saya menjadi teringat bagaimana perjuangan kesabarannya menempuh cita-citanya menjadi seorang diplomat. Bukan hal yang mudah untuk menembus Pejambon. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipertimbangkan bahkan penuh kekuatan doa.

Hidup dan mencari ilmu di lingkungan yang membuka banyak peluang keluar negeri menjadi menyenangkan bagi saya dan teman-teman. Peluang dan jalan terbuka bagi kami. Mimpi sebagian besar dari kami adalah keliling dunia. Kami selalu berbicara soal negara A, B, C bahkan kami bebas memilih kawasan apa yang kami sukai. Berhubung saya penasaran dengan negara yang kata orang adidaya, Amerika, saya menjadi kawasan tersebut sebagai kawasan yang menarik untuk dipelajari. Tak pernah berpikir soal benua bernama Eropa, maka saya tidak mengambilnya.

Eits,
Tuhan punya banyak skenario.
Tuhan mengerti apa yang saya butuhkan bukan saya inginkan.


Keberangkatan kakak menginjakkan Amerika dan menyerap ilmu secepat kilat disana membuat saya tutup mulut alias no comment!
Satu persatu sahabat berpamitan menuju negara adidaya itu, mengirim kartu pos, membawakan bendera, buku bahkan majalah. just fyi, koleksi bendera dunia dan kartu pos terbanyak saya, ternyata Amerika. Semua kiriman mereka membuat saya senang, dan mengucap syukur bahwa saya belum berhenti berharap dan disimpankan moment ke Amerika dalam kejutan hidup selanjutnya.

Mana tahu gitu, dapat tugas, konfrensi, atau hanya numpang transit huekekeke sama halnya saya tidak pernah bermimpi sebelumnya ke Eropa, saya dulu cuma bisa tersenyum dan kemudian tutup mulut saat dua buah kartu pos melayang ke rumah, cuma bisa menikmati tiap foto kiriman tentang Eropa.

Eits,
Tuhan punya banyak skenario.
Tuhan mengerti apa yang saya butuhkan bukan saya inginkan.


So, Houston semoga menjadi kebutuhan saya di masa depan. Entah hanya mengunjungi Nabila atau apapun itu yang pasti Tuhan menjadikan keberangkatan menjadi kebutuhan saya suatu saat nanti.

Ehem,
lukislah awan kebutuhan kita di masa depan.

1... 2... 3 sudah jadi lukisan milik saya. Amien.

Dan Anda, kawan? :)



foto: jepretan dari kartu pos mas Bram

2 komentar:

  1. i really enjoy your writings, dek ;)

    1,2,3... tulip, coklat.. Ah, Belanda saya ingiin.
    Tadinya kpingin ngangsu kawruh di Leiden, tp klo begini, mungkin ikut exhibitin disana juga seru... :D

    eits, let's enjoy the movie aja d... &be a good actress ;)

    cheers, Ratih :)

    BalasHapus
  2. Belanda??? whoot?
    Leidenn??? Whooot itu seruuuu, apalagi arsitekturnya! Go for it, mbak :)

    Heiii, exhibition with Medogh Batik? really nice dream, Amien Ya Allah :)

    BalasHapus