
"sepertihalnya pohon yang tidak pernah tumbuh tergesa-gesa, menikmati tiap-tiap tumbuhnya satu demi satu helai daunnnya, menikmati tiap gugurnya daun lembar demi lembar, demi lembar helai daun baru.. maka nikmatilah tiap detail hidupmu dan bersabar serta yakin dirimu akan tumbuh "besar" "kuat" dan "sehat" kelak..."
Sabar! Iya ilmu sabar sama dahsyatnya dengan ilmu ikhlas. Perjalanan liburan ini membawaku ke Bandung untuk mengerti mengapa dan bagaimana manusia harus membentuk karakter sabar dalam hidupnya. Berawal dari keisengan mendaftarkan diri pada jambore Karya Tunas Bangsa, waow penantian 2 jam keberangkatan menuju Jatinangor, Sumedang pun selesai. "Sabar, dek!" dan, perjalanan dilengkapi dengan cara sopir bus menyetir khas sopir bus malam, ugal-ugalan. "Sabar, dek!"
Perkemahan yang sangat mewah membuatku penasaran pada siapa pemrakarsa atau penyandang dana. Sesuai dengan prediksi teman-teman, unsur politis. Well, sebagai anak muda yang sangat semangat dengan ini semua, tiba-tiba harus di-down-kan pada "hidden agenda" rasanya wajar bila ada kekecewaan. "Sabar, dek!"
Benar! bila Allah memberikan suatu jalan tentunya dengan bukan tanpa alasan, dan cara indah untuk menemukan nikmat tersebut ya dengan bersabar. Bersabar menikmati setiap fasilitas, dan bola-bola permainan mereka.
Benar! sesi yang paling kutunggu adalah salat berjamaah di bawah langit, dingiiin angin malam dan subuh membuat kami semakin menggigil ditambah dengan kabut yang melewati wajah kami. Perlahan...perlahan...membawa diri ini melangkah dan menyelesaikan sesi rohani ini. Rasanya bila tidak ada selimut sabar dalam diri mungkin tak ada nikmat yang kudapat. "Sabar, dek!"
Benar! sesi perencanaan hidup pun dimulai, harapan dan rencana kedepan mulai kutulis, penuh pertimbangan dan tidak asal menulis, buatku iti mimpi, buatku itu doa, dan buatku itu energiku. Life Plan! iya inilah life plan yang sedang ditunggu oleh Redha agar kami saling menguatkan. "Sabar, dek!" kini ku jadi mengetahui mengapa aku harus berada di jambore itu, untuk selembar life plan yang selalu kutunda selama ini. Perencanaan kita buat sebelum bertindak. Yaaaa dengan perencanaan minimal kita tahu alasan apa dan mengapa kita bertindak!
Benar! 3 hari menjadi kakak tertua yang harus mengatur 21 orang dalam tenda membuatku benar-benar menikmati menjadi kakak bahkan Bunda. Mulai dari bangun pagi membangunkan hingga makanan bahkan sensitifitas masing-masing anak terhadap penghuni tenda harus menjadi tanggung jawabku. "Sabar, dek!" batinku saat tidak ada satupun yang bersemangat membantuku mengambil jatah makan di kala mereka lelah kegiatan dan saling lempar. Maklum, usia mereka masih SMP, SMA, dan mahasiswa tingkat satu. "Sabar, dek!"
Benar! menjadi belajar mengerti indahnya harmonis dan kekompakkan keluarga saat mengenal 3 sekawan dari Jogja dan rombongan mahasiswa UPI. "Sabar, dek!" Iya mereka mengajariku bagaimana kompak - menyenangkan - membantu satu sama lain. Mereka calon guru dan pemimpin bangsa yang hebat! Mereka nampak enjoy saja menikmati tiap sesi meski ada hal-hal yang nampak tidak membuat senang. Berbeda denganku yang lebih pada complaint. "Sabar, dek!"
Sungguh, terima kasih Allah, ilmu Sabar ini semakin membuatku enjoy dalam setiap detail hidupku :)
So, jadi teringat email sahabatku yang kubuka ditengah liburanku:
"semua bakal datang dengan indahnya di waktu, di tempat, di suasana yang tepat, dan dengan orang yang tepat juga.. maka bersabarlah"
foto itu: jepretan Uncle Boim, Chatsworth's Garden, UK
see the web: http://ibrahimfatwa.fotografer.net/index.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar