
"Kotak makannya, Bi"
"Oh iya, terima kasih, Bund. Nanti jangan lupa, tidurkan Kinar ya, aku terlambat"
"Iya semoga, Bi. Itu keras kepala nurun dari Abinya.heheh"
"Ah bisa saja, untung senyumnya lebih banyak dari Bundanya"
"Hahah bilang saja aku bawel, hahahah"
"Sip, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam. Take care, Bi"
Ritual pamitan ala Abi sungguh menjadi energi tersendiri bagiku untuk mengawali hari. Abi Kinar memang luar biasa. Sungguh, harus penuh rasa syukur aku mengabdi pada Abi dan Kinar, mereka alasan aku tetap hidup dan menikmati hari. Terbesit rasa sedih namun tak ada yang banyak bisa kuperbuat, Abi sibuk sejak ia pindah kantor dan semakin gemilang karirnya. Bagaimana aku bisa menjelaskan pada Kinar tentang perubahan ini? aku pun harus bersabar juga untuk diriku yang sebenarnya rindu berkumpul bertiga. Ku yakinkan, ini sebuah proses pendewasaan kami bertiga agar lebih saling memahami makna kehadiran.
"Kinar hanya ingin bercerita kejadian di sekolah dan bercanda denganmu, Abi. Sempatkanlah sehari pulang lebih cepat dan ngeskrim bersamanya. Lelah akan hilang dengar celotehnya" batinku dalam Dhuha-ku pagi ini.
Anak-anak peka terhadap janji. Hati mereka pun menginginkan penepatan sebuah janji, termasuk janji untuk bermain bersama, bermain sepele bagi kita bahkan terpikir sayang waktu bila masuk daftar prioritas. Mereka menanti kehadiran selalu. Bagi orang dewasa, Kehadiran, terkadang kita menganggap biasa. Siapa sangka justru kehadiran kita itu yang paling dinanti oleh orang lain sekalipun mereka yang kita temui tiap hari. Pertemuan adalah kesempatan :) You will never now when someone u love can be realy happy just because a very simple thing...
foto itu:
Jepretan omboimoke dari U.K